Wisata Semarang Kaya Warna
Wisata Semarang Kaya Warna
Gimana Wisata Semarang nggak kaya?
Semarang punya pantai, kota, hutan sampai perbukitan pegunungan. Masing-masing dengan ciri khas habitat yang berbeda dan unik.
Ada beberapa pantai di Semarang yang bahkan sampai sekarang belum semuanya aku sempat kunjungi. Baru pantai Marina saja yang sering aku singgahi kalau pas pergi menginap di rumah kakak iparku di perumahan Puri. Pagi setelah subuh saat yang tepat untuk jalan kaki sepanjang pantai ataupun hanya duduk duduk.
Kadang kami wisata keluarga pergi beramai ramai ke pelabuhan Tanjung mas untuk melihat-lihat kapal kapal dan banyak perahu bersandar. Pemandangan antar pantai saja sudah sangat berbeda padahal tempatnya berdekatan. Apalagi pantai yang letaknya lebih jauh lagi.
Aku pernah mendengar tentang pantai yang ada di dekat kawasan bandar udara ahmad yani yang lama. Aku lupa namanya. Konon di situ pemandangannya juga sangat indah terutama saat menjelang matahari terbenam. Ada banyak muda mudi berkunjung menikmati sunset. Dan karena mungkin aku belum punya pasangan lagi jadi dorongan pergi ke sana belum begitu kuat. Eaaaaa
Di tengah kota Semarang, kita punya kawasan Kota Lama yang sangat indah dengan bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang sangat cantik. Saat akhirnya Juni tahun lalu aku berkesempatan beneran sampai ke Belanda, aku makin menyadari bahwa kota lama Semarang itu memang Belanda kecil. Ruas-ruas jalannya, lampu-lampunya, persimpangan-persimpangan jalannya, layout penataan kawasannya dan terutama bangunan-bangunannya memang Netherland banget.
Sudah seharusnya kita bersyukur bahwa kita punya aset wisata yang sedemikian indah. Sehingga ketika anak-anak kita belum bisa diajak ke Belanda karena dananya belum memadai, kota Lama Semarang ini bisa menjadi destinasi yang tepat untuk memberikan mereka gambaran nyata. Tidak sekedar visual namun juga suasana. Of course dalam masalah kebersihan jalan dan kejernihan udara serta air sungai memang masih kalah jauh. Tapi contoh penggunaan sepeda sebagai alat transportasi yang asyik, juga disediakan di kota Lama Semarang ini. Bersepeda bareng anak-anak di sini bisa terasa seperti bersepeda bareng di kota kota Belanda. Yach semacam teaser gitu lah. He ehe.
Kalau kita bergerak ke atas sedikit, ada hutan dekat kawasan kampus Unika Sugiyopranoto yang dari hari ke hari semakin hits. Kalau dulu jaman aku kuliah arsitektur Undip, hutan ini masih sangat sepi dan hanya dikunjungi satu dua pasangan pacaran saja, sekarang banyak banget orang berkujung bersama geng ataupun keluarga. Selain tidak mahal berwisata ke hutan ini karena masuknya aja gratis, tubuh kita juga lebih fresh. Seakan mendapatkan charge energi dari udara bersih dan pemandangan pepohonan hijau yang beraneka ragam
Hutannya juga tidak hanya satu itu. Naik lagi kita bisa sampai hutan yang konon dulu Sunan Kalijaga mendapatkan tiang kayu untuk soko guru masjid agung Demak tuh dari hutan yang banyak monyetnya ini. Pernah dengar cerita ini belum?
Terus kalau naik lagi ke arah barat, ada hutan yang lebih lebat lagi dan sering dimanfaatkan untuk outbound berbagai komunitas juga siswa berbagai sekolah. Ataupun piknik ibu ibu arisan maupun bapak bapak kantoran.
Eh kalau naik ke atas di bagian selatan pun ada hutan yang sering untuk berkemah alias camping. Pinus menjadi vegetasi yang dominan di hutan ini. Beberapa bulan sebelum suamiku wafat, kami berempat dengan dua anakku yang masih balita juga menghabiskan waktu berpiknik di hutan penggaron itu. Such a beautiful memory!
So, wisata Semarang memang kaya warna. Belum lagi banyak kafe dan restoran yang sangat nyaman serta instragammable yang bisa jadi tambahan destinasi wisata.
Duh jadi kangen jalan-jalan lagi.
Label: Nature, Semarang, travel, Wisata, writravelicious