Selasa, 08 Oktober 2024

Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak

 Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak

Menjadi juri dalam lomba menulis artikel tentang sejarah Demak adalah pengalaman yang sangat berkesan. Sebagai seorang yang memiliki minat mendalam pada sejarah dan filosofi nilai-nilai budaya desa, kesempatan ini memberikan perspektif yang kaya dan beragam mengenai cara pandang para peserta terhadap sejarah Demak.


Sebelum lomba dimulai, saya menghabiskan waktu untuk mempelajari kriteria penilaian yang telah disusun oleh panitia. Kriteria ini mencakup keaslian konten, keakuratan sejarah, kemampuan naratif, dan gaya penulisan. Saya juga menyempatkan diri untuk membaca beberapa referensi sejarah Demak, termasuk asal-usul nama tempat dan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam sejarahnya. Persiapan ini penting agar saya dapat menilai dengan objektif dan adil.


Saat artikel mulai berdatangan, saya langsung tenggelam dalam bacaan yang mengagumkan. Setiap artikel memberikan warna dan nuansa tersendiri. Ada yang menyoroti aspek politik dan peran Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, ada pula yang fokus pada tokoh-tokoh seperti Sunan Kalijaga dan Raden Patah. Beberapa artikel bahkan mengeksplorasi nilai-nilai filosofis dan budaya yang terkandung dalam tradisi masyarakat Demak.


Salah satu hal yang mengejutkan saya adalah kreativitas dan inovasi para peserta dalam menyajikan fakta sejarah. Beberapa artikel tidak hanya menceritakan ulang peristiwa sejarah, tetapi juga mengaitkannya dengan kondisi sosial dan budaya saat ini. Ada satu artikel yang membandingkan peran masjid Demak sebagai pusat penyebaran Islam dengan fungsi masjid-masjid modern sebagai pusat kegiatan sosial. Artikel lain mengeksplorasi perubahan dalam praktik pertanian dari masa kerajaan Demak hingga sekarang, menunjukkan bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan berdampingan.


Menjadi Juri Lomba Menulis Artikel Sejarah Demak


Tentu saja, menjadi juri juga memiliki tantangannya. Salah satunya adalah mempertahankan objektivitas ketika dihadapkan pada berbagai gaya penulisan dan perspektif. Ada kalanya saya harus membaca ulang sebuah artikel untuk benar-benar memahami maksud penulisnya. Selain itu, menentukan pemenang dari sekian banyak karya yang bagus bukanlah tugas yang mudah. Setiap artikel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan saya harus memastikan bahwa penilaian saya adil dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.


Pada akhirnya, pengalaman menjadi juri dalam lomba menulis artikel tentang sejarah Demak tidak hanya memperkaya pengetahuan saya tentang sejarah daerah tersebut, tetapi juga memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap upaya penulisan sejarah oleh generasi muda. Melihat antusiasme dan dedikasi mereka, saya yakin bahwa warisan sejarah dan budaya Demak akan terus hidup dan berkembang melalui tulisan-tulisan mereka. Pengalaman ini juga menginspirasi saya untuk terus mendalami sejarah dan budaya lokal, serta mendorong generasi muda untuk melakukannya dengan semangat yang sama.

Label: , , , , , ,

Minggu, 28 Januari 2024

DEMAK: Research Roadmap Dian Nafi

DEMAK: Research Roadmap Dian Nafi

 DEMAK: Research Roadmap Dian Nafi


Housing and Built Environment Models in Flood-Prone Areas: A Comprehensive Approach to Resilience


women empowerment at demak coastal region


Sustainable Architectural Innovation: Floating House Design for Demak Coastal Area


Demak Coastal Conflict Resolution



Efforts to Address Submerging Areas Due to Shrinkage and Tidal Flooding 


The Identity of Demak: Unveiling Culture, Architecture, Heritage and Historical Significance


Hybrid Cultural Festivals of Demak for Halal International Tourism


Hybrid Grebeg Besar and Syawalan for International Tourism of Demak


challenge and strategies for internationalizing Demak tourism


Analisis Arsitektur Lawang Bledheg Di Masjid Agung Demak: Interpretasi, Mitos, Dan Nilai-Nilai Inkulturasi


The Role of Women in the Preservation of Masjid Agung Demak: A Study of Attendance at Selosonan and Minggu Awal Gathering/Pengajian


Masjid Agung Demak: A Manifestation of Local Culture Upholding Democratic Values


Label: , , , , , , , ,

Minggu, 18 September 2022

REFLEKSI DI HARI SANTRI

REFLEKSI DI HARI SANTRI



Ada banyak hal yang berputar-putar di kepala menjelang hari santri ini.

HARI SANTRI, RESOLUSI JIHAD, ARSIP NSA

Diluncurkannya arsip 65-66 NSA shrsnya membuka mata kita bhw amerika&anteknya dr dulunya(&mgkn hingga kini) memanfaatkan sentimen agama kt

Yg agak seram adl 22 okt itu ditetapkan sbg hari santri based on deklarasi jihad santri waktu itu lawan penjajah. Tp NSA amerika hari ini..

..buka arsip 65-66 ttg jihad ribuan Anshor waktu itu(yg pasti krn terprovokasi hoax dst) yg balik membantai ribuan org2 yg dianggap komunis

Jd hmmm... Amrik&antek2nya jelas mengincar kita. Dulu, kmrn, hari ini, besok dst sampai akhirnya kita kalah, habis. Mau?

 SANTRI, CROWD






FESTIVAL, HIBAH/GRANT, VOLUNTEERING, PROFESIONAL
uwrf, miwf, alf, sampai dengan life-nya salihara, kurasa fest-nya barangkali sdkt byk ada hibah/grant/sponsor & semacamnya. nah, yg hebat tuh kf maupun fest bb kmrn ini mgkn dana sendiri lho. eh kampungbuku & fest mojok juga mungkin, swadaya. 
**
Untuk  kerjasama  review, liputan dll dengan DeMagz
For reservation,  review and any other collaboration
please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa)
DM twitter @DeMagz_
Line: diannafi57 
Untuk mengirim naskah ke DeMagz, bisa via 
Email: demagzcie@gmail.com





Label: , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Jumat, 01 Mei 2020

Dari Redaksi DeMagz


Dari Redaksi DeMagz





Demikian tagline yang kami usung di  tahun ini.

Roda takdir membawa kehadiran De Magz ke tengah–tengah kita.

Mengutip ungkapan mas Prie GS, kita ini sesuai titahNya saja. da di dunia dengan sebuah tugas, dan semua itu kan mandat. Mungkin suatu masa kita menjadi ustadzah di pesantren, suatu waktu menjadi arsitek di proyek, suatu hari menjadi penulis atau penerbit, suatu ketika duduk bersama orang-orang kreatif membahas pro-bono movement. Ah, tentang pro-bono ini akan kita bahas khusus suatu ketika nanti.

Opo njuk kita resah?
Gelisah?
Kenapa aku di sini, kenapa aku tidak di sana?
Please, Stop!

Terkadang kedudukan bisa melenakanmu. Korupsi dan segala macam kebusukan bisa saja mengalihkan asal mula perjuangan yang dulu berangkat atas nama rakyat.

Jadi ambil hikmahnya.
Semua itu mandate (dariNya).
De Magz demikian juga.
Semoga kehadirannya MENGGERAKKAN kita semua untuk BERINOVASI bersama DEMAK tercinta ini.



Cara Pengiriman Naskah

Majalah DeMagz menerima naskah dari kontributor.

Silakan kirim naskah ke alamat email: demagzcie@gmail.com atau wa 081328767574

bit.ly/naskahdemagz
dengan subject email: DeMagz_Nama_Jenis Naskah/Artikel

Ada 1 buku untuk tiap kontributor  yang naskahnya dimuat.

Berikut jenis artikel/tulisan yang ada di DeMagz:
1. Surat Pembaca
2. Editorial Utama/ Aktual (1-3 halaman A4)
3. Profil /Tokoh (1-3 halaman  A4)
4. Cerpen (3-6 halaman A4)
5. Bisnis (1-3 halaman A4)
6. Puisi
7. Enterpreneurship (1-3 halaman A4)
8. Sekitar Kita  (1-2 halaman A4)
9. Cerbung (20-30 halaman A4)
10. Travelling (1-3 halaman A4)
11. Kuliner (1-3 halaman A4)
12. Ilustrasi/ Sketch/ Fotografi
13. Hikmah (1-3 halaman)

Selamat menulis!

Label: , , , ,

Selasa, 07 April 2020

DeMagz Look For Your Contribution

DeMagz Look For Your Contribution



Rubrik yang ada di media DEMAGZ

sosial

pendidikan

event/ acara / agenda

sastra

cerpen

puisi

review buku

budaya

humanisme

opini

kuliner

fashion

life style

berita/ hits/ update

olah raga

profil


Kirim tulisanmu ke demagzcie@gmail.com
atau via wa 081328767574


Label: , , , , , , , , ,

Kamis, 02 November 2017

Kirim Artikel Dan Dapatkan Hadiahnya

Kirim Artikel  Dan Dapatkan Hadiahnya


Ada yang seru di bulan November ini!
Ada #DNChallenge !!!






Tantangannya adalah:Kirimkan artikelmu ke email hasfagroup@gmail.com
Subject: #DNChallenge_nama_judul artikel
Minimal 500 kata, Times New Roman 12, spasi 1,5
Tema pilihannya adalah:
- Enterpreneurship
- Traveling
- Pendidikan
- Literasi


http://www.dian-nafi.com/

Hadiahnya:
2 artikel terbaik mendapat paket buku senilai @ Rp 250rb
3 artikel favorit mendapat paket buku senilai @ Rp 150rb
5 artikel pilihan mendapat paket buku senilai @ Rp100 rb



Artikel enterpreneurship akan tayang di
  
Artikel literasi akan tayang di

 Artikel pendidikan akan tayang di

Artikel traveling akan tayang di http://www.writravelicious.com



Jangan lupa share postingan  atau banner  #DNChallenge ini di akun sosmed-mu ya.
Mention twitter @ummihasfa @hasfapublishing @demagz_ @hybridwriterpr @writravelicious

Good Luck!



#DNChallenge didukung oleh:










Label: , , , , , , , , , ,

Jumat, 13 Oktober 2017

TEMUKAN BAKATMU!



Ba-kat!?
Oleh D. Kurniawan S. Psi
- DeMagz - 



Barbara Clark (1983) menyebutkan beberapa alasan anak berbakat membutuhkan pendidikan khusus:
    1. Keberbakatan muncul dari proses interaktif di mana tantangan dari rangsangan lingkungan membawa keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiri dan memprosesnya.
    2. Sistem politik dan sosial kita bersandar pada prinsip demokratis. Jika sekolah menyediakan pendidikan yang sama untuk semua anak, berarti ini mengingkari adanya hak perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak berbakat.

Pada ‘poin a’ menyatakan, “Keberbakatan muncul dari proses interaktif di mana tantangan dari rangsangan lingkungan membawa keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiri dan memprosesnya.” Jadi untuk memunculkan keberbakatan, kita perlu tantangan di bidang keberbakatan kita.
Hal ini seperti cerita di film-film. Seseorang yang sebelumnya bukan siapa-siapa, tak guna. Tokoh utama yang biasa-biasa biasanya bertemu masalah. Masalah pelik yang memkasanya melewti batasnya dan menggunakan bakatnya, walau sebelumnya belum di sadari.
Salah satu contoh yang sangat kontras adalah karakter Nobita dalam anime doraemon.’. Nobita yang yang terlihat bodoh dan tak berguna, apalagi nilainya selalu ‘nol’. Setiap hari imajinasinya dikembangkan oleh doraemon dengan alat-alat canggihnya. Doraemon pun menjadi sahabat setianya. Selalu menolongnya, baik masalah dengan ‘Giant’, ‘Suneo’, maupun ketika berpetualanga di tempat yang berbahaya. Doraemon senantiasa selalu membantu.
Pada pengunjung cerita, doraemon kehabisan batrai dan batrai cadangannya ada di telinganya. Namun, telinganya sudah dimakan tikus. Jadi untuk mengganti batrai yang baru harus mengorbankan ingatan Doraemon. Nobita lebih memilih menyimpannya daripada kehilangan kenangan milik Doraemon.
Ilmuan pembuat Doraemon sangat rahasia. Hal inilah yang membuat Nobita serius belajar, menjadi peringkat pertama mengahkan Dekisugi. Keseriusannya belajar dikarnakan ingin membangunkan Doraemon. Akhirnya Nobita menjadi Ilmuan. Apakah Doraemon bisa dibangunkan lagi? Silakan tonton tayangannya, kisah yang sangat mengharukan.

Dalam dunia nyata, banyak sekali kisah serupa.
Pada ‘poin b’ menyatakan, “Sistem politik dan sosial kita bersandar pada prinsip demokratis. Jika sekolah menyediakan pendidikan yang sama untuk semua anak, berarti ini mengingkari adanya hak perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak berbakat.”. Ini karena setiap orang itu unik. Sesuatu yang baik bagi seseorang justru bisa membunuh orang lain.
Sebagai contoh, seseorang yang alergi udang. Udang adalah makanan yang gurih dan lezat. Tapi, bagi yang alergi bisa membunuhnya. Mulai dari bintol-bintul, kulit memerah, panas, bahkan kematian.
Begitu juga dalam memperlakukan seseorang. Ada yang suka pekerjaan di luar, banyak bicara. Ada juga yang lebih nyaman dalam ruangan membaca-baca. Karena itulah guna tes psikologi.
Ada banyak tes kepribadian. Biasanya digunakan untuk rekrutmen. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa yang diterima adalah orang yang cocok, sehingga tidak keluar maupun dikeluarkan. Ada banyak sekali yang mengaku sering keluar karena merasa tidak nyaman ketika bekerja.
Sebagai contoh, seorang yang tidak suka diatur. Malas bekerja sesuai rutinitas di bagaian produksi. Tugasnya berdiri dan menekan-nekan tombol. Apalagi harus memenuhi standar dan mencapai target produksi.
Dia lebih nyaman jalan-jalan, bertemu banyak orang. Temannya ada banyak. Di berbagai kota ada. Nah, pekerjaan yang cocok untuknya sudah ketebak. Dan dia ternyata memang suka ke bengkel-bengkel, ketemu anak motor juga. Dia memodifikasi motor dan menyewakannya juga. Dia mendapatkan kebahagiaan disana, terutama ketika montor modifikasinya memenangkan pertandingan. Sekolah yang memaksakannya membaca materi justru membuatnya pusing. Memang benar, dia tidak melanjutkan sekolahnya.
Tapi jangan salah paham, bahwa ketika sekali mencoba dan gagal bukan berarti tidak berbakat. Salah satu contohnya adalah Thomas Alfa Edison yang berkali-kali gagal.




**

Untuk kerjasama  dengan DeMagz
For reservation,  review and any other collaboration, please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa) 
DM twitter @DeMagz_
Line: diannafi57 
Email: demagzcie@gmail.com


Label: , , , , , , , , ,

Sabtu, 28 Juli 2012

Kiat Menulis Dengan Scamper

Kiat Menulis Dengan Scamper

Menulis, Orang, Dokumen, Kertas
Seorang penulis yang baik adalah penulis yang tidak terpaku pada ide yang pertama kali keluar. Baginya, ide adalah sesuatu yang bisa terus bergerak, berubah. Bahkan sebenarnya, ide pertama yang keluar dalam benaknya adalah ide yang paling biasa-biasa saja, kurang orisinal. Mengapa/ Karena otak kita biasa melakukan asosiasi terdekat. Semakin lama kita memikirkan ide tersebut, kita akan mencari sesuatu yang asosiasinya tidak dekat. Lama-lama kita akan menemukan sesuatu yang lebih orisinil dibandingkan ide pertama kita.
Salah satu cara untuk mengolah ide tersebut adalah dengan menggunakan sistem Scamper.

Scamper adalah sembilan prinsip berpikir kreatif yang diciptakan oleh Alex Osborn dan emudian disusun ulang oleh Bob Eberle. 
Kesembilan prinsip berpikir itu adalah:
S (Substitute) = Mengganti
C (Combine) = Kombinasi
A (Adapt) = Menyesuaikan
M (Magnify/Modify) = Memperbesar/Memodifikasi
P (Put to other use) = Memanfaatkan untuk kegunaan lain
E (Eliminate) = Menghapus
R (Rearrange/Reverse) = Menyusun kembali/Membalik

Scamper disusun berdasarkan pendapat bahwa segala sesuatu yang ‘baru’ sebenarnya adalah penambahan atau modifikasi dari segala sesuatu yang ada. Contohnya, handphone adalah modifikasi dari telepon. Tablet seperti Ipad adalah modifikasi dari komputer. Di dunia kepenulisan, hal yang sama juga berlaku. Kisah Titanic, misalnya, tidak lebih dari versi lain Romeo dan Juliet. Begitu juga dengan cerita Cinderella dan Beauty and The Beast.

Menerapkan Scamper dalam Menulis
S (Substitute) = Mengganti.
Anda boleh mengambil sebuah cerita yang Anda sukai dan mengganti semua hal yang bisa Anda ganti. Ini bukan mencuri, selama orang lain tidak bisa mengenali darimana ‘inspirasi’ cerita Anda. Misalnya Anda mengambil Twilight, tetapi yang manusia adalah cowok, ditemani satu peri cantik dan satu penyihir. Genrenya bukan romantis melainkan komedi. Lokasinya di pedalaman papua. Tetapi plotnya sama persis dengan Twilight.

C (Combine) = Kombinasi
Anda juga bisa menggabungkan beberapa cerita untuk mendapatkan satu cerita yang menarik. Misalnya: Gabungan dari Finding Nemo dan Lord of the Ring, atau  Inception dengan Twilight dan Titanic. Atau Ayat-ayat Cinta dengan Ada Apa dengan Cinta?

A (Adapt) = Menyesuaikan
Sebelum Anda, sudah ada orang-orang yang memikirkan masalah yang mungkin tengah Anda hadapi. Anda bisa memanfaatkan pemikiran ini demi kepentingan Anda. Cara mengolah plot siapa yang Anda Anda bagus? Cara menciptakan tokoh siapa yang bisa saya tiru? Apa yang bisa saya gabungkan dengan ide saya?

M (Magnify/Modify) = Memperbesar/Memodifikasi
Cara lain mendapatkan ide adalah dengan memperbesar atau memperluas ide Anda. Ini, menurut saya adalah salah satu bagian terpenting menjadi penulis. Jika Anda hanya meniru karya penulis lain, Anda tidak memberikan makna baru bagi pembaca. Perempuan jatuh cinta pada lelaki? Sudah banyak sekali. Lalu di mana kelebihan karya Anda? Apakah ada nilai ekstra dalam karya Anda? Bagaimana Anda bisa menciptakan tulisan yang lebih dalam, lebih luas atau lebih bermakna dibandingkan karya yang sudah ada sebelumnya?

P (Put to other use) = Memanfaatkan untuk kegunaan lain
Apakah buku Anda bisa digunakan untuk hal yang lain selain hiburan atau hadiah? Misalnya, buku Anda bisa menjadi buku panduan, inspirasi, dan lain-lain. Dengan demikian, Anda bisa meluaskan lingkup pemasaran buku Anda.

E (Eliminate) = Menghapus
Selain menambahkan ide, Anda juga bisa membuang sebagian dari ide tersebut. Coba perhatikan, bagian mana yang bisa Anda abaikan? Bagaimana kalau buku ini dibagi dua bagian saja? Bagaimana kalau cerita ini dipadatkan? Mana yang perlu? Mana yang tidak perlu?
Proses ini akan Anda hadapi saat Anda mulai mengedit naskah. Mungkin Anda akan merasa sulit karena Anda merasa semua bagian cerita Anda ‘terlihat’ utuh dan tidak boleh diotak-atik. Namun jika Anda bersedia mengotak-atik cerita Anda, bermain dengan ide menghapus dan memadatkan, maka bisa jadi tulisan Anda akan jauh lebih kuat.

R (Rearrange/Reverse) = Menyusun kembali/Membalik

Intinya, kita mengubah langkah kita dalam menyusun cerita. Dari yang biasanya menulis dari awal, kita memulai dengan dari belakang.
Read more »

Label: , , , , ,

Jumat, 06 April 2012

Membranding ulang DEMAK

Membranding ulang DEMAK

“lir ilir lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh penganten anyar
Cah angon- cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu- lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot iro
Dodot iro- dodot iro kumitir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung jembar kalangane, mumpung padhang rembulane
Yo surak’o surak hiyoo”

Lagu itu sangat familier di telinga sebagian masyarakat Indonesia, utamanya penduduk pulau Jawa. Lagu gubahan Sunan Kalijogo yang sarat makna. Salah satunya adalah makna perubahan.
Transformasi diri untuk bergerak aktif, senantiasa bekerja keras, pantang menyerah tak peduli seberapa besar halangan yang menghadang.
“cah angon”, alias pemuda. Sebagaimana diketahui, generasi muda memegang salah satu peran sebagai iron stock alias stok pemimpin masa depan bangsa.
Didadanya lah telah disematkan tanda sebagai agent of change, anashir taghyir, agen perubahan.  Kesadaran akan peran serta kepekaan yang besar terhadap lingkungan sekitarnya melekat erat di sosok pemuda.
Pun demikian di kota Demak tercinta ini. Sangat naif untuk meletakkan tanggung jawab akan lambatnya perkembangan kota ini di tangan para orang tua, para pemangku jabatan, apalagi kepada para sesepuh. Demak selama ini Cuma dipandang sebelah mata. Hanya sebagai daerah perlintasan dari Semarang, menuju Kudus, Jepara, atau bahkan hanya untuk menuju Surabaya lewat pantura. Entah apa jadinya bila Demak tidak berada di pantura, mungkin tidak akan terdengar kiprahnya.
Banyak kalangan muda yang gerah dengan keadaan kota ini, kemudian bertekad keluar dari Demak, menempuh pendidikan tinggi diluar kota, atau bahkan keluar negeri, demi untuk tidak terkungkung dalam deselerasi kota ini. Tidak salah, akan tetapi yang disayangkan adalah efek lanjutannya. Terlalu sering pemuda, yang berstatus sebagai mahasiswa, merasa malu untuk mengakui daerah asalnya, Demak. Bahkan ini tidak berhenti di kalangan mahasiswa saja, para perantau lebih sering mengaku sebagai warga Semarang, atau Kudus, jarang Demak. Entah apa sebabnya.
Apakah mereka, atau bahkan kita, lupa akan betapa besarnya pengaruh Demak dulu, ya DULU. Nostalgia setengah milenium itu seharusnya membuat kita bangga untuk menceritakan daerah asal kita, Demak.
Siapa yang tak kenal Demak Bontoro kala itu ? sebuah daerah rawa bernama Glagahwangi yang kemudian disulap oleh seorang pemimpin visioner, Raden Patah, dengan sokongan Walisongo, menjadi sebuah kasultanan yang menguasai hampir 90% luas pulau Jawa. Yang bahkan pasukan yang dikirimkannya mampu membebaskan Batavia dari cengkeraman Portugis, dan berubah menjadi Jayakarta, atau sekarang Jakarta, ibukota negara ini.
Sebuah kasultanan dengan pabrik galangan kapal terbesar se- Asia Tenggara, dengan produksi mencapai 1000 kapal per bulan dengan kapasitas 1600 ton. Sungguh jumlah yang sangat menakjubkan, sebagai perbandingan, galangan kapal terbesar di Indonesia masa penjajahan Belanda hanya mencapai 6 kapal dengan kapasitas 140 ton/ bulan. ( Parlindungan, buku Tuanku Rao hlm 659)
Kemudian betapa berpengaruhnya keberadaan Masjid Agung Demak, yang kala itu bisa diibaratkan sebagai gedung MPR, dimana rapat dewan Wali selalu dilakukan disini untuk membahas bagaimana perkembangan dakwah Islam selanjutnya.
Tak lupa, betapa posisi strategis Demak yang berada tepat dimuka selat Muria, yang mampu menjadikannya saingan Malaka sebagai pelabuhan tujuan kapal-kapal dagang mancanegara.
Mereka, atau bahkan kita, para pemuda ini, lupa akan hal itu semua.
Adanya kudeta dan pergolakan internal yang mengakibatkan runtuh dan tenggelamnya nama Demak sebagai kasultanan Islam pertama di pulau Jawa, seakan menjadi pembenaran akan acuhnya kita akan nasib perkembangan kota Demak.
Seakan ini merupakan kartu truf untuk terus melepaskan tanggung jawab akan lambannya pertumbuhan ekonomi dan sosiologi kota ini.
Kita seakan lupa akan sindiran yang jelas tersurat di lagu Lir Ilir tersebut.
Tidak pernah ada cerita, syairnya berubah menjadi “…pak angon –pak angon…”. Dulu, sekarang, dan nanti, syairnya akan terus menyebut “..cah angon..”, pemuda.
Lalu bagaimana caranya ? disinilah keunggulan kaum muda. Pergaulan yang dinamis dengan dunia luar, kemudahannya untuk beradaptasi dengan pikiran- pikiran baru yang konstruktif  akan mampu menghasilkan solusi-solusi jitu aplikatif.
Penulis mencoba mengerucutkan pada satu hal saja kali ini, yakni bagaimana kembali membuat nama Demak dikenal di seantero Nusantara.
Kondisi geografis Demak kurang mendukung bagi sektor pariwisata, tidak ada gunung, tidak ada areal perbukitan, pantai pun berombak kecil karena menghadap ke Laut Jawa. Tapi, kita punya Masjid Agung Demak dan makam Sunan Kalijogo di Kadilangu. Sebuah data pernah menyebutkan jumlah wisatawan yang mengunjungi dua obyek ini sekitar 800.000 wisatawan dalam kurun waktu satu tahun, atau sekitar 66.667 per bulan, atau 2000 orang per hari. Jumlah yang sangat fantastis. Memang tidak setiap hari seramai itu, tapi ini adalah angka rata-rata yang sangat besar, sebagai gambaran, jumlah ini hanya kalah dari kunjungan ke Borobudur. 
Apakah kita sadar akan hal ini? Saya rasa tidak. Hanya sebagian saja yang merasakan dampak kunjungan ini. Padahal ini adalah salah satu bukti Demak dikenal oleh banyak orang. Minimal oleh sekitar 800 ribu tadi. Kita, warga Demak, malah mungkin sama sekali tidak tertarik untuk mengelola jumlah tersebut menjadi sebuah keunggulan. Dan sekali lagi kita menyerahkan tanggung jawab pengelolaan kepada pemerintah daerah, para orang tua, sesesepuh, dan pihak lain, tapi tak pernah kita.
Ini salah. Justru dengan otak kreatif yang kita miliki, kita harus bersedia menerima estafet tanggung jawab ini. Dengan cara apa ? cintai Demak dan budayanya.
Pernahkah kita terpikir untuk menyulap andong, dokar dan alat transportasi penghubung areal parkir ke Masjid dan makam menjadi kendaraan wisata yang sarat informasi ? coba bayangkan, jika para kusir tersebut berseragam ala abdi dalem kasultanan Demak tempo dulu, dengan gaya ramah menawarkan tumpangan, kemudian sepanjang perjalanan, para penumpang/ peziarah tersebut diberikan cerita naratif deskriptif tentang kali Tuntang, tentang sejarah pendirian Masjid, tentang siapa-siapa saja yang pernah berkuasa di Demak, yang tentu saja sambil diiringi lagu “lir Ilir” sebagai backsound nya.
Kemudian kita juga mampu menggerakkan masyarakat sekitar jalan yang dilalui para peziarah tersebut menjadi sebuah kampung wisata, kampung cendera mata, atau bahkan sebuah kampung penginapan yang warganya menguasai seluk beluk sejarah Demak. Jadi saat jagong tamu, kita bisa memberikan penjelasan tentang sejarah Demak kepada para wisatawan tersebut. Yang kita jual tak sekedar lancarnya kendaraan, bagus dan uniknya cendera mata, atau hangatnya minuman, tapi sebuah pengalaman tak terlupakan dari sebuah kota bernama Demak.
Masih banyak daerah yang bisa dikelola secara lebih apik, dan menghasilkan kunjungan yang berulang. Morosari, dengan Bedono nya, Gribigan, Cowati, dan Banteng Mati dengan mitos yang melekat disana. Wonosari dengan desa Jambu Lele nya. Mlatiharjo dengan konsep IT nya, atau bahkan Kali Tuntang, sebuah kali bersejarah yang melintasi Demak yang hingga saat ini tak pernah dianggap sebagai aset wisata.
Wah ini sulit, tidak mudah. Benar, bahkan untuk berjalan pun kita perlu belajar berdiri terlebih dulu. Tidak ada yang instan. Seperti halnya perjuangan Raden Patah saat merubah daerah rawa-rawa tersebut menjadi kasultanan besar.
Jadi Cah angon , siapkah kita menek blimbing kuwi ?, meski lunyu, tetep kudu dipenek, kanggo mbasuh dodot iro.

Tetap kreatif dan menginspirasi.



Sahirul Iman
Lahir di semarang 3 juli 1981, dibesarkan di Demak, bersekolah disini, dimulai dari SDN Katonsari 3, berlanjut ke SMPN 1 Demak, dan kemudian ke SMAN 1 Demak.
Sekitar 10 tahun di Jakarta untuk kuliah dan bekerja, tetap tidak bisa membuatnya melupakan kota Demak. Kembali ke kota tercinta ini pada tahun 2010 untuk kemudian membangun sebuah komunitas bernama DEMAKREATIF.
Selalu yakin, bahwa Demak akan segera bangun dan turut memberi warna bagi kehidupan Nusantara.

Tetap kreatif dan menginspirasi

Label: ,

PABRIK KREATIF

PABRIK KREATIF

CREATE OUR OWN LUCK



Indonesia now only have 0.38% entrepreneurs of our population while Malaysia has 3% and Singapore has 7%. We need the minimum 2% of population to be entrepreneurs to gain nation’s prosperity. As entrepreneurs create jobs and change life one person at a time.
We still have plenty of room to grow, more than 50% of population are young people under 29 years old, and we have the biggest market out of 650 million people in South East Asia. All we need to do is starting. Big or small business, the most important thing is to start moving. Because as you move, no matter how small step you take, you’ll be ‘lucky’ - Create Your Own Luck
Ibu Mari Elka Pangestu said, “Real role of entrepreneurs stretches beyond business, because entrepreneurs great assets are their idea, creativity and innovation. Entrepreneurs tackle group problems of poverty and inequity and their innovations enable us to have a better life as well as to lead from development, so it is also about reducing poverty.”
She also mentioned the terms of productive poor and it struck us. The 70% productive poor are women. They are poor but that it doesn’t mean that they are not productive. They can be productive if you give them training to the point that they can become entrepreneurs.
Eric Schmidt from Google said that Indonesia has a loud democracy, a flourishing society, and an integrated media. Indonesian freedom of expression is something we should be proud of. BBC said Indonesia is the best place in the world to start a business, and it’s a sign for all of us to maximized our potential.
Social entrepreneurs like Tri Mumpuni has a  formula :  find out what’s the problem in society and offer solutions.
Tri Mumpuni saw problems on how Indonesian people in rural area are less developed than the urban. She analyzed that it could be because the lack of access of technology, because there are no electricity in those areas.
She & her husband then starting to find solution, helping villages to create and manage their own electricity, using it for their village development to the point where PLN from the government buy the electricity from them and the fund can be used to build schools and access to education. Amazing!
Gita Wirjawan, chairman of Indonesia’s Investment Coordinating Board (BKPM), said the key of success are the confident to take risk and not afraid to make mistakes (as long as you learn from it and don’t do the same mistake again), education (never stop learning), networking (don’t be timid) and luck that you get from opportunities meet preparation.


Quoting secretary Clinton, “And we particularly want to encourage women entrepreneurs, because, as the minister said, no economy can thrive if it leaves half the population behind. In fact, a recent United Nations study estimated that in the Asia Pacific region, the untapped potential of women has cost the region more than $40 billion in lost GDP over the last decade. So we’re supporting new micro finance projects, building peer networks, and offering mentorships with American businesswomen.”
In sync with Secretary Clinton. we strongly believe in promoting technology as catalyst for women development, either in personal area or in business.
Indonesian people, included young one and women already familiar with social media (we’re #2 Facebook Users after USA), but they have no idea on how to use technology more than chat or status update. For the older women, the problem is different. They’re afraid and don’t want to complicate their life with technology hehe. That’s the challenges.
Entrepreneurs face the same problem all over the world, one of them is the fear of failure (self confidence in building business). Aside from training & education, Indonesian people (especially women)  need more mentors & role models for entrepreneurs that they can look up to. So, entrepreneurs, if you are there, show up and be an inspiration for others.

The big questions finally is how can we have a program and an ecosystem for this entrepreneurs that makes the good idea to help them turn these ideas into reality and help them to nurture it for it to become sustainable,” said bu Mari Elka.

We should plan to create a meet up with topic “Creative and Startup Founders” where we will invite some startup founders and we’re going to throw a pitching session special for people  who have great ideas, hopefully from there they can find partners. And there are many great technical people in our  community,  of course if it’s fit with the vision, some of them can also join the incubation
Our creative community should be going strong and we have to plan to invite inspiring people  to speak at some of our  events. Hope we can help spread the sparks!
!by Dian Nafi
Dian Nafi.  Pecinta purnama, penikmat hujan. Konsultan arsitektur, penerbitan dan PAUD. Pimred Majalah Digital De Magz. Pemenang Favorit Lomba Cerpen ROHTO 2011. Menang Lomba Menulis Bareng Ahmad Fuadi-penulis Negeri Lima Menara. Dan berbagai lomba menulis lainnya. Penulis Novel Mayasmara dan 8 buku solo-duet serta 52 Antologi lainnya. Di antaranya:  Twinlight (KotaKata) Titik Balik (Leutika), LL Serendipity (IndiePublishing) Be Strong Indonesia (#writers), Para Guru Kehidupan (Gerai Buku) Bicaralah Perempuan (Leu Prio) For The Love of Mom (Imania) Dear Love (Hasfa) Balita Hebat (Jendela-Zikrul Hakim), Man Jadda Wada Series- Berjalan Menembus Batas (Bentang), Storycake for Ramadhan (Gramedia Pustaka Utama) 101 Ide Bisnis Online (GPU), Gado-gado Poligami (Elex Media) Detik Demi Detik (PenaOren) Hajjah BackPacker (Imania) Twit@ummihasfa.diannafi.blogspot.com

Label: , , , ,