Sabtu, 20 Januari 2024

Kiat Public Speaking

Kiat Public Speaking


dian nafi

Alhamdulillah beberapa hari lalu dian nafi berkesempatan untuk mengisi workshop alias pelatihan menulis satu siswa satu karya di SDIT Islam Terpadu  Azzahra. 

Berikut beberapa kiat public speaking. Semoga bermanfaat!

Public speaking, atau berbicara di depan umum, bisa menjadi keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai situasi, baik itu di tempat kerja, dalam presentasi, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa kiat untuk meningkatkan keterampilan public speaking:

  1. Persiapkan Materi dengan Baik:

    • Riset dan pahami topik dengan baik sebelum berbicara.
    • Buatlah kerangka presentasi yang jelas dan logis.
  2. Kenali Audiens Anda:

    • Pahami siapa audiens Anda dan sesuaikan gaya komunikasi Anda dengan kebutuhan mereka.
    • Identifikasi perspektif dan kepentingan audiens untuk berbicara lebih relevan.
  3. Latih Materi Anda:

    • Latihan adalah kunci. Latih materi Anda sebanyak mungkin untuk membangun kepercayaan diri.
    • Rekam diri Anda atau berlatih di depan cermin untuk memperbaiki postur dan intonasi suara.
  4. Gunakan Bahasa Tubuh yang Positif:

    • Pertahankan kontak mata dengan audiens.
    • Gunakan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang mendukung pesan Anda.
  5. Kendalikan Nervosisme:

    • Nervosisme adalah hal yang normal. Gunakan teknik pernapasan atau relaksasi sebelum berbicara.
    • Fokus pada pesan yang ingin Anda sampaikan, bukan pada rasa gugup.
  6. Memulai dan Mengakhiri dengan Kuat:

    • Mulailah presentasi Anda dengan pernyataan yang kuat atau pertanyaan menarik.
    • Akhiri dengan ringkasan atau kesimpulan yang kuat dan memotivasi.
  7. Gunakan Cerita atau Ilustrasi:

    • Cerita dapat membuat presentasi Anda lebih menarik dan mudah diingat.
    • Gunakan ilustrasi atau contoh konkret untuk menjelaskan konsep yang kompleks.
  8. Interaksi dengan Audiens:

    • Ajak audiens berpartisipasi, baik melalui pertanyaan, diskusi, atau keterlibatan langsung.
    • Pertahankan komunikasi dua arah untuk menjaga perhatian audiens. Jaga Waktu: Atur waktu presentasi Anda dan patuhi batas waktu yang ditentukan. Praktekkan presentasi Anda untuk memastikan sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Pelajari dari Pengalaman: Tinjau rekaman atau catatan dari presentasi sebelumnya. Identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan pelajari dari pengalaman tersebut. Kenali Ruang dan Peralatan: Kenali ruangan tempat Anda akan berbicara. Periksa peralatan audio dan visual sebelum presentasi untuk menghindari masalah teknis. Terima Umpan Balik: Terima umpan balik dari audiens atau rekan kerja setelah presentasi. Gunakan umpan balik tersebut untuk terus memperbaiki keterampilan public speaking Anda. Public speaking adalah keterampilan yang dapat ditingkatkan dengan praktek dan kesadaran diri. Dengan menerapkan kiat-kiat ini, Anda dapat membangun kepercayaan diri dan efektivitas dalam berbicara di depan umum

Untuk mengikuti kursus-kursus dan kelas-kelas pelatihan di Hasfa Institute, klik bit.ly/udemydiannafi



 

Label: , , , , , ,

Sabtu, 04 November 2023

Optimasi mesin pencari (SEO)

Optimasi mesin pencari (SEO)




Optimasi mesin pencari (SEO) adalah serangkaian strategi dan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan visibilitas situs web Anda di hasil mesin pencari seperti Google. 

Berikut ini beberapa cara umum untuk mengoptimalkan SEO:


Penelitian Kata Kunci:

Identifikasi kata kunci yang relevan dengan bisnis atau konten Anda.

Gunakan alat penelitian kata kunci untuk menemukan kata kunci dengan volume pencarian yang tinggi dan tingkat persaingan yang dapat dikelola.

Konten Berkualitas:


Buat konten yang informatif, berguna, dan berkualitas tinggi untuk audiens Anda.

Pastikan konten Anda unik dan relevan dengan kata kunci yang ditargetkan.

Optimasi On-Page:


Gunakan kata kunci secara alami dalam judul, deskripsi, dan konten halaman.

Optimalkan gambar dengan menggunakan teks alternatif (alt text).

Buat URL yang bersih dan deskriptif.

Gunakan tag heading (H1, H2, H3, dll.) untuk memformat konten Anda.

Link Building:


Bangun tautan internal dan eksternal yang relevan dengan konten Anda.

Tautan dari situs web otoritatif dapat membantu meningkatkan otoritas halaman Anda.

Pengalaman Pengguna:


Pastikan situs web Anda cepat dimuat dan mudah dinavigasi.

Gunakan desain responsif agar situs web dapat diakses dari perangkat berbagai ukuran.

SEO Mobile:


Optimalkan situs web Anda untuk tampil dengan baik di perangkat seluler, termasuk desain responsif.

Kecepatan Halaman:


Pastikan halaman situs web Anda memuat dengan cepat.

Kompres gambar, minifikasi kode, dan manajemen cache dapat membantu mempercepat waktu pemuatan.

Analisis Data:


Gunakan alat analitik web seperti Google Analytics untuk memahami perilaku pengunjung Anda.

Analisis data dapat membantu Anda memahami apa yang berfungsi dan apa yang perlu ditingkatkan.

Keamanan Situs:


Pastikan situs web Anda aman dengan menggunakan protokol HTTPS.

Perlindungan terhadap malware dan spam juga penting.

Konten yang Terus Diperbarui:


Tetap perbarui konten lama dan tambahkan konten baru secara teratur.

Posting blog berkala adalah cara yang baik untuk menambahkan konten segar.

Penggunaan Markup Schema:


Gunakan markup schema (struktur data) untuk membantu mesin pencari memahami konten Anda dan menampilkan hasil kaya (rich snippets).

Sosial Media:


Promosikan konten Anda di platform media sosial untuk meningkatkan visibilitas dan interaksi.

Evaluasi dan Perbaikan Terus-Menerus:


Pantau dan perbarui strategi SEO Anda secara berkala berdasarkan data dan tren terbaru.

SEO adalah usaha jangka panjang yang memerlukan kesabaran. Ini hanya sebagian kecil dari strategi SEO yang dapat Anda terapkan. Penting untuk selalu mematuhi pedoman etika SEO dan fokus pada memberikan nilai tambah kepada pengunjung Anda. SEO yang baik memerlukan konsistensi

Label: , , , , , , , , , , ,

Jumat, 17 Maret 2023

Kiat Membangun dan Mengembangkan Media

Kiat Membangun dan Mengembangkan Media

 


Beberapa kiat untuk membuat dan mengembangkan media:

Tentukan tujuan dan sasaran media Anda: Sebelum memulai pembuatan media, tentukan terlebih dahulu tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Misalnya, apakah ingin meningkatkan awareness merek, menarik pelanggan baru, atau meningkatkan penjualan.


Pilih jenis media yang tepat: Pilih jenis media yang tepat untuk tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Misalnya, media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter cocok untuk meningkatkan awareness merek, sementara media iklan seperti Google Ads atau Facebook Ads lebih cocok untuk meningkatkan penjualan.


Buat konten yang menarik: Buat konten yang menarik dan relevan untuk target audiens Anda. Pastikan konten yang dibuat sesuai dengan platform media yang dipilih dan memperhatikan format, gaya bahasa, dan visual yang tepat.


Konsisten dalam memposting: Jadwalkan dan konsisten dalam memposting konten di media Anda. Hal ini akan membantu membangun kesadaran merek dan mempertahankan kehadiran media Anda di antara target audiens Anda.


Gunakan data untuk mengukur kinerja: Gunakan data untuk mengukur kinerja media Anda. Dengan melihat analisis seperti tingkat keterlibatan dan konversi, Anda dapat menentukan apakah strategi media Anda berhasil atau perlu ditingkatkan.


Selalu beradaptasi dan mengikuti tren: Selalu beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan target audiens Anda. Perbarui strategi media Anda sesuai dengan perubahan yang terjadi dan pelajari terus menerus tentang tren terbaru dan perkembangan di industri media.


Berikan layanan pelanggan yang baik: Pastikan Anda memberikan layanan pelanggan yang baik melalui media Anda. Tanggapi pertanyaan dan komentar pelanggan dengan cepat dan profesional, serta berikan solusi yang memuaskan bagi pelanggan Anda.


Dalam membuat dan mengembangkan media, pastikan Anda juga mempertimbangkan budget yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia. Dengan mengikuti kiat-kiat di atas dan memperhatikan budget dan sumber daya yang tersedia, Anda dapat menciptakan media yang efektif dan efisien untuk bisnis Anda.


Tentukan tujuan dan sasaran media 

Menentukan tujuan dan sasaran media sangat penting untuk membantu Anda mengarahkan strategi dan taktik media dengan lebih terarah. Berikut adalah beberapa contoh tujuan dan sasaran media yang bisa menjadi panduan:


Meningkatkan awareness merek: Tujuan ini dapat dicapai dengan meningkatkan eksposur merek di media sosial atau melalui kampanye iklan digital.


Meningkatkan jumlah pengunjung situs web: Sasaran ini bisa dicapai dengan memperluas jangkauan situs web Anda melalui media sosial atau iklan digital, atau dengan melakukan optimasi mesin pencari (SEO) untuk meningkatkan peringkat situs web Anda di hasil pencarian Google.


Meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna: Sasaran ini dapat dicapai dengan meningkatkan interaksi pengguna di media sosial, seperti menambah jumlah followers atau likes pada postingan Anda.


Meningkatkan konversi: Tujuan ini bisa dicapai dengan meningkatkan tingkat konversi dari pengunjung situs web atau pengikut media sosial menjadi pelanggan aktif. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye iklan digital yang lebih terukur atau dengan meningkatkan kualitas dan relevansi konten yang ditampilkan di situs web atau media sosial.


Meningkatkan loyalitas pelanggan: Sasaran ini dapat dicapai dengan meningkatkan interaksi dengan pelanggan melalui media sosial atau email marketing, memberikan promo atau diskon khusus untuk pelanggan setia, atau menawarkan program loyalty reward yang menarik.


Setelah Anda menentukan tujuan dan sasaran media, pastikan untuk membuat rencana taktis yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan tersebut. Anda juga harus mengukur kinerja media secara berkala untuk mengetahui apakah tujuan dan sasaran tersebut telah tercapai, dan melakukan perubahan atau penyesuaian strategi jika diperlukan.





Pilih jenis media yang tepat

Pemilihan jenis media yang tepat sangat penting untuk mencapai tujuan dan sasaran media Anda. Berikut adalah beberapa jenis media yang dapat Anda pilih dan pertimbangkan:


Media Sosial: Media sosial adalah platform online yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan berbagi konten dengan audiens yang lebih luas. Beberapa contoh media sosial yang populer adalah Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn. Jenis media ini sangat baik untuk membangun awareness merek, meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna, serta meningkatkan loyalitas pelanggan.


Blog: Blog adalah situs web yang memuat konten informatif dan menghibur, biasanya di-update secara teratur. Blog adalah jenis media yang cocok untuk membangun authority atau otoritas di industri atau topik tertentu, meningkatkan jumlah pengunjung situs web, serta meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna.


Email Marketing: Email Marketing adalah jenis media yang melibatkan pengiriman email berkala ke daftar email pelanggan. Jenis media ini sangat baik untuk meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna, meningkatkan loyalitas pelanggan, serta meningkatkan konversi.


Iklan Digital: Iklan digital adalah bentuk iklan yang ditampilkan secara online di situs web, platform media sosial, atau aplikasi mobile. Jenis media ini sangat baik untuk meningkatkan awareness merek, meningkatkan jumlah pengunjung situs web, serta meningkatkan konversi.


Video: Video adalah jenis media yang semakin populer dan efektif dalam mencapai audiens yang lebih luas. Video dapat digunakan untuk membangun awareness merek, meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna, serta meningkatkan konversi.


Pastikan untuk memilih jenis media yang sesuai dengan tujuan dan sasaran media Anda, serta sesuai dengan karakteristik target audiens Anda. Jangan lupa untuk melakukan pengukuran kinerja media secara berkala dan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.



Buat konten yang menarik

Membuat konten yang menarik sangat penting untuk membangun engagement atau keterlibatan pengguna, membangun awareness merek, serta meningkatkan jumlah pengunjung situs web atau media sosial Anda. Berikut adalah beberapa kiat untuk membuat konten yang menarik:


Mengetahui target audiens: Pertama, pastikan untuk mengetahui target audiens Anda dengan baik. Pelajari tentang kebutuhan dan keinginan mereka, serta apa yang paling menarik bagi mereka.


Gunakan bahasa yang mudah dipahami: Hindari menggunakan bahasa yang terlalu formal atau teknis yang mungkin sulit dipahami oleh target audiens Anda. Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan karakteristik audiens Anda.


Buat konten yang informatif: Konten yang informatif dan bermanfaat cenderung lebih menarik bagi audiens Anda. Berikan informasi yang berharga dan bermanfaat bagi target audiens Anda.


Gunakan visual yang menarik: Penggunaan visual seperti gambar atau video dapat membuat konten Anda lebih menarik dan mudah dipahami. Pastikan visual yang digunakan sesuai dengan konten yang dibuat dan menarik bagi target audiens Anda.


Gunakan storytelling: Cerita atau storytelling adalah teknik yang efektif untuk membuat konten yang menarik dan menghibur. Gunakan cerita untuk menjelaskan suatu topik atau memberikan contoh yang relevan dengan target audiens Anda.


Buat judul yang menarik: Judul adalah hal pertama yang dilihat oleh audiens Anda, pastikan judul yang dibuat menarik dan sesuai dengan konten yang dibuat.


Gunakan call-to-action: Gunakan call-to-action yang jelas dan sesuai dengan tujuan konten Anda. Call-to-action dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan konversi dari target audiens Anda.


Pastikan untuk terus mengukur kinerja konten Anda dan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.






Konsisten dalam memposting

Konsistensi dalam memposting adalah kunci penting untuk membangun audiens yang setia dan meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna di media sosial Anda. Berikut adalah beberapa kiat untuk mempertahankan konsistensi dalam memposting:


Buat jadwal posting: Buat jadwal posting yang jelas dan konsisten. Tentukan berapa kali dalam seminggu atau sebulan Anda akan memposting konten. Jadwal ini dapat membantu Anda mempersiapkan konten sebelumnya dan menghindari kesibukan yang mengganggu jadwal posting Anda.


Gunakan kalender editorial: Buat kalender editorial yang membantu Anda mengatur konten yang akan diposting. Tentukan tema atau topik yang akan dibahas pada setiap minggu atau bulan. Hal ini juga membantu Anda untuk mempersiapkan konten sebelumnya dan memastikan konten yang dibuat konsisten dengan merek Anda.


Persiapkan konten sebelumnya: Persiapkan konten sebelumnya untuk memastikan konsistensi posting Anda. Buatlah beberapa konten dalam satu waktu, kemudian siapkan untuk dijadwalkan dalam posting Anda.


Gunakan tool scheduling: Gunakan alat scheduling seperti Hootsuite atau Buffer untuk membantu mengatur posting Anda. Anda dapat membuat dan menjadwalkan posting beberapa minggu atau bulan ke depan, dan kemudian membiarkannya dijalankan dengan sendirinya.


Monitor kinerja posting: Pantau kinerja posting Anda secara teratur untuk melihat apa yang bekerja dan apa yang tidak. Hal ini dapat membantu Anda menyesuaikan strategi posting Anda sesuai dengan preferensi dan kebutuhan audiens Anda.


Gunakan alat monitoring: Gunakan alat monitoring seperti Google Analytics atau analitik media sosial lainnya untuk memantau performa posting Anda. Hal ini dapat membantu Anda memahami preferensi audiens Anda dan menyesuaikan posting Anda sesuai dengan kebutuhan mereka.


Tanyakan pendapat audiens Anda: Tanyakan pendapat audiens Anda tentang jenis konten yang mereka sukai atau topik yang ingin mereka lihat. Hal ini dapat membantu Anda membuat konten yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.


Ingatlah untuk selalu memberikan konten yang berkualitas, bermanfaat, dan menarik untuk meningkatkan keterlibatan audiens Anda.





hasfatv@gmail.com

Gunakan data untuk mengukur kinerja

Mengukur kinerja media sosial Anda sangat penting untuk memahami seberapa efektif upaya pemasaran Anda dan seberapa sukses Anda dalam mencapai tujuan bisnis Anda. Berikut adalah beberapa kiat untuk menggunakan data dalam mengukur kinerja media sosial Anda:


Tentukan metrik yang relevan: Pilih metrik yang relevan dengan tujuan dan strategi pemasaran Anda. Beberapa metrik yang umum digunakan adalah keterlibatan (engagement), jumlah pengikut, jumlah tayangan, dan konversi.


Gunakan analitik media sosial: Gunakan analitik media sosial untuk mengukur kinerja media sosial Anda. Analitik ini akan memberikan informasi tentang metrik kunci seperti jumlah pengikut baru, jumlah tayangan, keterlibatan, dan demografi audiens Anda.


Buat laporan reguler: Buat laporan yang berisi hasil analitik media sosial Anda secara reguler. Laporan ini dapat membantu Anda melihat tren kinerja Anda dari waktu ke waktu dan membantu Anda membuat keputusan bisnis yang lebih baik.


Bandingkan dengan pesaing Anda: Bandingkan kinerja media sosial Anda dengan pesaing Anda untuk memahami bagaimana Anda berkinerja dalam memasarkan merek Anda.


Gunakan hasil untuk meningkatkan kinerja: Gunakan hasil analitik media sosial untuk membuat perubahan pada strategi pemasaran Anda. Misalnya, jika keterlibatan Anda rendah, coba fokus pada membuat konten yang lebih menarik dan relevan bagi audiens Anda.


Ingatlah bahwa mengukur kinerja media sosial Anda adalah proses yang berkelanjutan. Penting untuk terus memantau kinerja Anda dan membuat perubahan pada strategi Anda saat diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan bisnis Anda.



Selalu beradaptasi dan mengikuti tren

Tren dalam bisnis dan media sosial terus berubah seiring waktu, dan penting bagi bisnis untuk selalu beradaptasi dan mengikuti tren ini untuk tetap relevan dan efektif dalam upaya pemasaran mereka. Berikut adalah beberapa kiat untuk beradaptasi dan mengikuti tren:


Pantau tren: Pertahankan kejelian Anda dalam memantau tren terbaru dalam bisnis dan media sosial. Pelajari tentang apa yang sedang tren dan bagaimana hal tersebut dapat diintegrasikan dengan merek dan bisnis Anda.


Jangan takut mencoba hal baru: Terkadang, mencoba hal baru bisa menjadi kunci keberhasilan. Cobalah berbagai platform media sosial dan taktik pemasaran untuk melihat apa yang paling efektif untuk merek Anda.


Dapatkan umpan balik: Tanyakan umpan balik dari audiens Anda mengenai taktik pemasaran yang Anda gunakan dan pelajari apa yang berhasil dan apa yang tidak.


Pelajari dari pesaing Anda: Pelajari dari pesaing Anda tentang apa yang mereka lakukan untuk mengikuti tren dan bagaimana mereka mengintegrasikan tren tersebut ke dalam merek mereka.


Jadilah kreatif: Pikirkan cara kreatif untuk mengikuti tren yang sesuai dengan merek Anda. Anda dapat membuat konten yang unik atau menemukan cara untuk mengikuti tren dengan cara yang berbeda dari pesaing Anda.


Ingatlah bahwa penting untuk tidak hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan merek dan bisnis Anda. Pastikan tren yang Anda ikuti sesuai dengan nilai dan tujuan merek Anda dan dapat membantu mencapai tujuan bisnis Anda.




Berikan layanan pelanggan yang baik

Layanan pelanggan yang baik adalah kunci penting dalam menjaga kepuasan pelanggan dan membangun kepercayaan dalam bisnis. Berikut ini adalah beberapa tips untuk memberikan layanan pelanggan yang baik:


Tepat waktu dan responsif: Menanggapi pertanyaan atau keluhan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu adalah penting. Pastikan Anda memiliki sistem yang memungkinkan pelanggan untuk menghubungi Anda dengan mudah, seperti email, nomor telepon atau chat. Pastikan Anda memiliki staf yang siap memberikan respons cepat dan solusi terbaik.


Bersikap ramah: Menunjukkan sikap ramah dan sopan ketika berbicara dengan pelanggan akan membantu menciptakan suasana yang nyaman dan hangat. Membuat pelanggan merasa dihargai dan didengar adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang.


Dengarkan dengan saksama: Mendengarkan dengan saksama dan memahami masalah pelanggan dapat membantu Anda memberikan solusi yang efektif dan membangun kepercayaan.


Berikan solusi: Berikan solusi yang efektif dan memuaskan pelanggan, dan lakukan semuanya dengan cepat dan efisien.


Berikan pelatihan kepada karyawan: Pastikan karyawan Anda memiliki pelatihan yang cukup dan memahami pentingnya layanan pelanggan yang baik. Karyawan harus dapat memberikan solusi yang efektif, merespons dengan cepat, dan memiliki kemampuan interpersonal yang baik.


Berikan layanan purna jual: 

Label: , , , , , , , , ,

Sabtu, 29 Agustus 2020

3 Secret Business Funnel

3 Secret Business Funnel


Secret 3 funnel Book funnel High ticket funnel Supplement funnelGambar
What a funnel From hard way to easy way
GambarGambar
GambarGambar
Find someone succesful to funnel hack

GambarGambar

GambarGambar

Funnel hack them Buy their product
Gambar
Sketch a blueprint
Gambar
Build it in click funnels

Gambar
Coaching funnel
Gambar

Book funnel
Gambar
Network marketing funnel
Gambar
Steps Cloning funnelGambarGambarGambar
Gambar

Label: , , , , , ,

Minggu, 02 Agustus 2020

Kiat Mencipta ADEGAN

Kiat Mencipta ADEGAN




Adegan adalah hasil campuran unsur intrinsik cerita yaitu: POV, Setting, Karakter, dan Plot. ADEGAN tuh kek es campur. Buah, es, sirup, dsb, ada di dalamnya.

Tukang Es-nya adalah Narator. Penulis adalah pencipta resep yg menentukan takaran bahan.
Dalam Adegan, unsur2 intrinsik tidak muncul secara sendiri2, melainkan menjadi satu kesatuan yg utuh dan tidak terpisah2. Most of unsur intrinsik LARUT dalam adegan. Bagaimana cara melarutkannya?
Kelarutan komponen intrinsik dlm adegan2 menunjukkan DUNIA FIKSI. Kita gak nyebut Es, Sirup, Buah, dsb satu per satu lagi. Kata "Es Campur" sesungguhnya menggambarkan HUBUNGAN semua unsur penyusunnya. Totalitas adegan menggambarkan hubungan unsur2 instrinsik cerita.


baca juga:

Minder Setelah Baca Buku Bagus?
Tips Menulis Novel: KLIMAKS
Fiksi atau Non Fiksi

Semua komponen intrinsik harus punya hubungan jelas dan mengikat. Komponen yg salah tempat akan bikin adegan jd janggal. Sama seperti memasukkan Petai (stinky bean) ke es campur. Mau smua komponen udah bener, kehadiran Petai bakal bikin kita ragu. Eh, itu es campur/bukan?
Bisakah begitu saja memasukkan unsur instrinsik dlm adegan? Jawabannya: TIDAK. Kok? Pernah liat tukang es bikin es campur? Apakah dengan punya semua bahan kita bisa bikin es campur? Ada alat utk mencampurnya.


Walau punya semua bahan, tanpa MANGKUK/GELAS/WADAH, es campur tidak akan pernah jadi. Masukkan dulu bahan ke wadah, proses, baru bisa jadi es campur. Unsur Adegan perlu dimasukkan dulu ke wadah yg namanya MODEL SITUASI (MS).


Model Situasi bekerja di semua lini cerita, Premis sampai adegan. Cerita sbg Narasi sbnrnya cuma punya 3 lapisan:1. Premis: Totalitas Cerita.2. Plot: Sekuens dlm cerita yg menunjukkan sebab-akibat.3. Adegan: Urutan kejadian yg membentuk Plot

baca juga:

Tips Menulis Novel: PERGERAKAN
Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCK

Model Situasi dalam Adegan. Model situasi adalah pola dasar masuk akal ttg URUTAN kejadian dlm sebuah adegan. Contoh: Berapa film yg ada adegan makan di restoran? TIDAK terhitung! Apa yg bikin masing2 beda? Model situasi makan di restoran DITUMPUK dg Model situasi lain.




Contoh:
1. Restoran + Nembak Pacar.
2. Restoran + Putus Pacar
3. Restoran + Menerima Telpon
4. Restoran + Diserbu mafia. 

Pola Restorannya selalu sama, Model situasi TUMPUKAN-nya yg bikin berbeda. Makin banyak MODEL SITUASI yg bekerja, adegan makin kompleks dan terasa beda.


Apa itu ADEGAN? 

Adegan adalah komponen terkecil cerita yg masih mengandung cerita, memiliki awal dan akhir (ada entrance n exit). Unsur pembentuknya: 1. Karakter 2. Setting 3. Aksi. 4. Emosi/logika 5. Dialog/monolog


Kalau adegan kita terasa sama, mainkan kelima unsur itu. Ubah salah satu atau semuanya. Adegan otomatis berubah. Contoh: 1. Nembak pacar + Restoran 2. Nembak pacar + Naik busway SETTING adalah kunci penting adegan. Tanpa setting, karakter tidak akan bisa bergerak. Contoh:


1. Nembak pacar + Restoran

2. Nembak pacar + Naik busway 


SETTING adalah kunci penting adegan. Tanpa setting, karakter tidak akan bisa bergerak.


Misal: Adegan Horor Kuntilanak.
Apa yg bisa beda? Adegan2nya.
1. Pertama urutan adegan dlm Plot.
2. Model situasi (Ingat unsur adegan).
Di mana biasanya? Pohon bambu? Beringin? Pohon asem? Biasa.
Pindahin Kuntilanaknya ke balik semak2 mawar.
Kesan adegan lamgsung berubah


Model situasi restoran SELALU:
1. Datang. Duduk.
2. Pelayan ngasih menu.
3. Pelayan pergi, pilih menu.
4. Pelayan datang. Pesan.
5. Makanan datang. Pelayan pergi.
Dst.
Skrg tumpuk dg Berantem Kungfu.
Dia makan sambil berantem. Tumpuk lg dg sambil nelpon




baca juga:

Tips Menulis Novel: Tanda Kutip
Tips Menulis Novel: ADVERBIA
Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR
Tips Menulis Novel: Manajemen Kepenulisan

Alias: Adegan2 membentuk kejadian dlm Plot. 

Kalo hubumgannya jelas. Barulah pbaca akan dpt totalitas cerita, yaitu Premis. Alias: Plot > ringkasan dr seluruh adegan. 
Premis > ringkasan dr semua titik plot. 
Ketiganya: Kakek/Nenek > Ortu > Anak. 
Satu garis keturunan.

Proses membaca & Proses Menulis berkebalikan. Penulis mulai dr Premis lanjut ke cerita. Pembaca mulai dari cerita & berakhir di premis stlh selesai baca. Pun, karakterisasi. Pmbaca baru akan liat karakterisasi tokoh stlh tahu smua respon tokoh.


Sperti yg disampaikan di atas, unsur adegan yg tidak perlu, akan membuat kejanggalan, KECUALI terlihat hubungannya. Artinya: titik plot yg tidak mendukung premis harus dihapus; begitu pun adegan yg tidak mendukung plot.


Tau Epigenetis? Ini istilah biologi ttg gmn ekspresi gen terjadi. Ortu rambut kriting bikin anak bawa gen rambut kriting, tapi EPIGENETIS bisa bikin rambutnya tetap lurus. Adegan adlh epigenetis dr "gen" unsur Intrinsik naskah. Plot & Karakter bisa mirip. Adegan yg bikin beda


baca juga:
Karakter Dan Plot

Kiat Membuat Hook Novel
Menulis Ide dan Draft


Inti dari CERITA adalah PLOT. Plot masih bisa dinikmati walau keterangan ttg karakter sangat minimal. Bahkan, kalopun tidak ada keterangan apa2 selain kata "DIA". Tapi, tidak sebaliknya. Karakterisasi saja = BIODATA


Mana yg cerita? 

1. Si A lahir, dididik bapaknya yg tentara, menolak perintah bapaknya jadi tentara, kabur dari rumah, cari uang sendiri utk biaya kuliah, jadi Dokter 
2. Si A: Perempuan, bercita2 jd dokter, Pemberontak, Pintar, Cantik, suka kucing. 
Jelas no.1 krn itu PLOT


Ini yg sering bikin penulis (apalagi masih baru) tersesat. Mereka tidak sadar kalo mereka sebenarnya BUKAN sedang membangun karakterisasi, mereka cuma membangun BIODATA. Lalu, kelimpungan sendiri pas akan menjadikan karakter itu bergerak dlm cerita.



baca juga:

Tips Menulis Novel: ENDING
Tips Menulis Novel: NARATOR
Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER
Bagaimana Menghidupkan Adegan?
Judul atau Naskah Dulu?

KARAKTER (beserta karakterisasinya) adalah salah satu unsur pembentuk adegan. Ada 5 unsur adegan. 


4 lainnya adalah: 
2. Setting.
3. Aksi.
4. Emosi

5. Dialog/monolog 


Di TEKS, cuma satu unsur intrinsik yg muncul literal >>> SETTING (waktu/tempat). Sisanya larut dlm adegan.


Karakter (Tokoh) akan muncul tidak lebih dr nama, sedikit deskripsi fisik & posisi dlm cerita (misal: Ibu). Karakterisasinya dilarutkan dlm adegan. KECUALI penulisnya mau bertingkah kek petugas sensus penduduk, nyebutin semua sifat tokoh secara literal
please, don't do it


Setting adalah DASAR dari MODEL SITUASI (MS). Tanpa Setting kita tidak akan bisa membentuk MS, yg buntutnya tidak akan bisa membentuk adegan. Tanpa Setting adegan kita cuma berisi dialog dan curhatan benak si tokoh. GERAK tokoh bergantung pd SETTING.
Skrg bayangkan. Plot: Si A ngajak si B pacaran. Tanpa setting, apa yg muncul? Ya, cuma dialog 2 org + curhat2 di deskripsi ttg betapa deg2annya mrk. Skrg pake Setting: Restoran? Kantin? Halte Transjakarta? Kita bisa langsung liat kemungkinan urutan kejadian dlm adegan, 'kan?

baca juga:

Tips Menulis Novel: SUBPLOT
Tips Menulis Novel: PLOT
Tips Menulis Novel: PREMIS




MS adalah urutan logis yg menjadi pola dasar bagaimana sebuah kejadian berlangsung.


MS naik busway:
1. Naik JPO
2. Berhenti di mesin Tap.
3. Ngetap kartu duit.
4. Masuk halte
5. Nyari gate
6. Antri
7. Naik bus.

Remeh? Eits. 


1. Naik JPO
2. Masuk halte.
3. Antri
4. Nge-tap kartu
5. Nyari gate
6. Berhenti di mesin Tap
7. Naik bus 

Apa yg terjadi? 
Ya jelas, jadi NGGAK LOGIS, karena ... MS adalah POLA TETAP sampai penulis memasukkan KEJADIAN TAMBAHAN sbg argumen perubahannya. 

Premis: Si A ingin jadi dokter tapi dihalangi bapaknya lalu berhasil jadi dokter dg biaya sendiri 
Skrg sy balik: Si A berhasil jadi dokter dg biaya sendiri tapi dihalangi bapaknya lalu ingin jadi dokter. 
Pusing, 'kan? 
Misal:
1. Si A masuk halte
2. Si A bengong, inget kejadian sblmnya.
3. Si A naik JPO. 

Poin no.2 bikin pola bisa DITULIS terbalik walau sbnrnya MS-nya ttp urut.





baca juga:
Spektrum Karya

Prolog dan Epilog
Kiat Membuat Plot Twist

Karakterisasi TIDAK CUKUP dg bikin list biodata. Ini gen. Bnyk tokoh bisa punya biodata serupa. Tanpa PLOT, SETTING, & ADEGAN, epigenetisnya hilang. Dia jd tak terlihat. Epigenetis tokoh muncul melalui RESPON thdp MODEL SITUASI dlm Adegan. Respon tokoh = KARAKTERISASI-nya.

Di sini letak IMAJINASI. Kita perlu bayangin serangkaian kejadian tempat tokoh menunjukkan respon utk menemukan Karakterisasi-nya. Misal dlm antrian di Transjakarta. Kek apa respon tokoh? Antri biasa? Nyelak antrian? Bentak2 org yg nyelak? Alias? AKSI & EMOSI << Unsur Adegan.
apa itu cerita? Simpelnya: serangkai KEJADIAN bersebab-akibat yg punya urutan kronologis di sebuah setting yg jd ALAT penulis utk mnyampaikn pesan. Garis bawahi: KEJADIAN.


Kejadian adlh tempat tokoh mengalami peristiwa dg dunia di luar dirinya beserta respon fisik & emosionalnya. Dlm fiksi, kejadian itu harus signifikan utk mnggerakkan plot. Bukan smbarang kejadian tokoh ngobrol2 ngalor ngidul. Penulis memilih kejadian PENTING sbg ISI dr ADEGAN.

PERASAAN sedih (or else) BUKAN ADEGAN. Syarat KEJADIAN adlh ada peristiwa berurutan yg bisa dideteksi scr FISIK oleh NARATOR dan/atau TOKOH. Dlm fiksi, Kejadian yg tidak trlihat/trdengar Narator = TIDAK TERJADI. Narator adlh SAKSI yg melaporkan kejadian ke pbaca via POV-nya.

Kejadian mensyaratkan adanya GERAKAN dan gestur dari satu tahap ke tahap lain. Di atas, kita ud ngomongin MODEL SITUASI (MS). MS adlh patokan dasar dari gerakan tokoh. MS jg adalah WADAH tempat kita memasukkan 3 unsur adegan: AKSI, EMOSI & DIALOG.

Di sinilah peran besar POV sbg unsur Instrinsik. Ada SUDUT PANDANG yg membuat GERAKAN tokoh bisa dipersepsi & diceritakan ulang oleh NARATOR dan/atau TOKOH kpd PEMBACA Lalu, pbaca MEMINJAM alat indra milik Narator/Tokoh utk mengikuti gerak fisik & perubahan emosional yg trjadi.

Hindari nulis adegan cuma "Biar bisa dibayangin". Iya. Fiksi ditulis emng biar bisa dibayangin. Masalahnya BUKAN itu. Masalahnya: Apa yang dibayangin? Klo adegan cuma berisi kejadian meaningless, ya gak usah protes klo tokoh kita jd nggak penting.

Walaupun Aksi, Emosi, & Dialog adlh 3 hal terpisah, tp sbnrnya mereka satu. Ini yg bikin a little bit tricky. Aksi: gerak Fisik semua tokoh yg terlibat dlm Setting & MS-nya. Misal: Di resto. Siapa yg terlibat? Tokoh, Pacar, dan Pelayan. Aksi mrk ber-3 harus simultan.

Kita balik dulu ke kejadian meaningless alias REMEH. Apa itu? Kejadian REMEH adalah kejadian yg cuma berisi SATU MODEL SITUASI DASAR yg muncul akibat SETTING. Misal: Di Resto. Pesen makanan. Makan. Pulang. Udah. Ini remeh. Buat apa pembaca merhatiin orang makan2 doang?

Biar gak remeh, minimal ada 2 (dua) MS yg bergerak bersamaan. 

MISAL: Tokoh di Restoran mau putusin pacarnya. 
Jadi ada 2 (dua) MS di sana. 
1. MS Makan di Resto.
 2. MS Putusin Pacar 
Masing2 punya urutan, lalu: DITUMPUK. 
Makin bnyk MS yg ditumpuk makin rumit isi adegan.




Next: EMOSI. 

Catat: TIDAK ADA EMOSI DALAM NASKAH. Karena, TEKS isinya cuma huruf2, kata, dan kalimat. Penulis harus sadar bahwa NASKAH TERTULIS kehilangan banyak petunjuk emosi. Tidak ada intonasi suara, tidak ada petunjuk visual, tidak ada sentuhan, dsb. Semua cuma kata.

Jadi apa sebenarnya EMOSI yang dimaksud? 

Ada 2: 
1. Kalimat yang menggambarkan GESTUR TOKOH saat BER-AKSI berdasarkan pengamatan Narator. 
2. Kalimat yg berisi pernyataan penjelas, berisi maksud/makna dr gestur yg diceritakan narator. Alias Pernyataan BENAK.

Deskripsi Makna dr gestur Tokoh (penjelasan status emosi) CUMA PENJELAS. Alat utama utk menyatakan emosi tokoh adlh GESTUR yg benar2 JELAS. Klo gesturnya tidak jelas, pbaca malah mungkin merasa ada kontradiksi. Sebaliknya, klo gesturnya JELAS, sering tidak butuh deskripsi lagi.

GESTUR2 Tokoh yg disampaikan Narator bikin AKSI tokoh jadi punya muatan EMOSI. Membombardir kalimat dg ajektifa (sedih, marah, dsb) tdk serta merta bikin adegan jd bernilai emosi. Lalu gmn? Ini guna metafora, simbol, dsb. Klo dipake dg tepat BISA jd stimulus utk emosi.




baca juga:
Karakter Yang Tidak Hitam Putih

Tips Menulis Novel: DIALOG
Fakta dalam Fiksi

Next, DIALOG. Dialog adalah tempat suci utk karakter (tokoh)—satu2nya bagian dari naskah fiksi yg Narator tidak ikut campur. Karakter menjadi karakter itu sendiri. Lewat dialog, Karakter menyuarakan dirinya secara utuh, tdk diwakili. Jadi: Dialog perlu dibuat sebersih mungkin.

Karakterisasi & idealisme tokoh terbaca jelas dr dialog2 yg muncul. Penulis yg suka ikut campur ke naskah juga terlihat di dialog. Tiba2, semua tokoh bersuara dg cara yg sama krn penulisnya menyusup ke sana. Akibatnya semua tokoh cuma jadi kek juru bicara utk penulis.

Apa itu dialog yg bersih? Dialog yg bersih adlh dialog yg MINIM ADVERBIA. Ekspresi tokoh bisa langsung terlihat tanpa perlu diberi2 keterangan "dengan marah, dengan suaranya yg lembut, dengan blablabla."

Sebaiknya, keterangan2 dlm dialog dibuat sebatas GESTUR yg mnggerakkan adegan. Klo, MS, Aksi, Gestur & dialog jelas, tidak prlu lagi keterangan emosi.

Tdk ada sama sekali keterangan emosi tokoh (apalagi adverbia). Semua kalimat penjelas cuma gestur & gerakan fisik. Perhatikan juga klo POV yg sy pakai bukan POV Salinem, tp Kartinah. Alias: Narator mengambil jarak dr Salinem, masuk ke mata Kartinah, n melihat kejdian dr situ.

Tujuannya MENJADI MATA utk Pembaca biar situasi yg terjadi jelas (krn ada jarak).

LUPAKAN IDE kalau POV adalah ttg Kata Ganti Dia/Aku. POV adalah ttg Cara Pandang Narator atas kejadian, BUKAN kata ganti.


baca juga:

Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI
Tips Menulis Novel: POV

sumber: wisnucuit

Label: , , , , , , ,

Fakta Dalam Fiksi


Fakta Dalam Fiksi

STATUS dr sebuah karya tulis menentukan bagaimana pertanggungjawabannya dan bagaimana naskah boleh digunakan.

baca juga:

Spektrum Karya

Prolog dan Epilog

Kiat Membuat Plot TwistKata fiksi/novel di sampul buku secara otomatis menggugurkan kewajiban penulis untuk membuktikan kebenaran dari semua pernyataan di dalam buku itu. Betapa pun "bohong2an" kejadian berikut segala unsur2 yg ditulis, penulis tidak boleh dituntut. Seharusnya begitu.Kewajiban pembuktian kebenaran dan pengajuan bukti oleh penulis adalah salah satu STANDAR yg membuat fiksi jadi fiksi (atau sebaliknya, nonfiksi menjadi nonfiksi). Nonfiksi WAJIB memberi pembuktian, Fiksi tidak.
Buku, Membaca, Tee, Sastra, Window Sill

baca juga:

Karakter Dan Plot

Kiat Membuat Hook Novel

Menulis Ide dan DraftMisal: Kamu bikin NOVEL berlatar Majapahit pakai nama Gajah Mada sbg tokoh. Di sana kamu bilang klo Gajah Mada perompak. Status Novel scr otomatis menyatakan: 1. Majapahit & GM di buku itu BUKAN Majapahit & GM yg sama dg buku sejarah. Semua jd FIKSI2. Kalaupun seluruh manusia Indonesia dan dunia akhirat sejagat raya tiba2 percaya klo GM adalah perompak, itu bukan salah kamu. Itu jd kesalahan semua orang yg yg menganggap nyata info di dalamnya padahal jelas statusnya NOVEL yg FIKSI. Ada yg gagal berliterasi.Fiksi tidak punya kewajiban untuk tunduk setia pada kenyataan, termasuk ketika naskah itu Historical FICTION. Jadi, tidak perlu lagi bilang "Buktikan kalau GM memang seperti itu". Jawabannya sederhana: Sosok bernama sama dalam novel BUKAN gambaran sosok aslinya.Yg bisa dilakukan adalah bikin penelitian. Misal: Representasi Gajah Mada dlm Novel Majapahit. Di sini bisa DIPERBANDINGKAN gmn sosok GM digambarkan dlm novel dg data dr BUKU NONFIKSI Sejarah. Kalau tidak serupa ya tidak apa2, karena: Salah satu Standar FIKSI adlh imajinasi.

baca juga:Minder Setelah Baca Buku Bagus?

Tips Menulis Novel: KLIMAKS

Fiksi atau Non FiksiBuku, Membaca, Kisah Cinta, Cerita, RomaPernah baca disclaimer di sampul: "karya ini fiksi, segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka"? Sbnrnya disclaimer ini tdk diperlukan kalau sudah ada status Novel Fiksi di sampulnya. Pencantuman perlu dilakukan KALAU penulisnya merasa khawatir saja3. Walau ada kata "Majapahit" dan "Gajah Mada" di dalamnya, novel tulisan kamu itu TIDAK BOLEH dijadikan sumber rujukan ilmiah di luar aspek kesastraannya. Apalagi jadi rujukan sejarah. Status Fiksi menyeret seluruh isi novel, trmasuk segala aspek nonfiksi di dlmnya.

Jadi, TIDAK BOLEH menyatakan dalam sebuah penelitian sejarah: Gajah Mada adalah perompak (lalu ngasih footnote dr novel sbg referensi). Kata Novel/Fiksi membatasi bagaimana naskah itu boleh digunakan.


baca juga:Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI

Tips Menulis Novel: POV

Tips Menulis Novel: PERGERAKAN

Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCKApa pun yang masuk ke dalam naskah fiksi, otomatis jadi fiksi. Jadi, gak perlu kegeeran juga kalo ada temen kita yg penulis pake nama kita jadi nama tokoh. Mau semirip apa pun deskripsi tokoh, tetap tidak boleh dianggap itu adalah kita. Krn itu bukan biografi.Saya bukan ahli hukum, tapi sepertinya "meresahkan masyarakat" adalah salah satu alasan yg bisa menyeret karya fiksi ke ranah hukum. Coba ditanya sama ahli hukum. Ini pun menurut sy tidak jelas. Kalau yg gagal paham status FIKSIONAL adlh masyarakatnya, kenapa jd fiksi yg salah?Sebaliknya, status Fiksi ini juga secara otomatis mengesahkan peneliti sastra utk membahas karya menggunakan teori Sastra. Misal: ada kata Poem di sampul buku. Pencantuman kata ini secara otomatis menyatakan klaim bahwa buku itu buku puisi yg SAH dibahas secara sastra.Buku, Halaman, Cerita, Catatan
baca juga:

Tips Menulis Novel: Tanda Kutip

Tips Menulis Novel: ADVERBIA

Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR

Tips Menulis Novel: Manajemen KepenulisanKarena jelas, puisi masuk dalam wilayah SASTRA. Tulisan "fiksi, novel, buku puisi, poem, cerpen, dsb" secara otomatis mempersilakan peneliti untuk melakukan pembedahan menggunakan teori2 sastra.Jadi, menurut saya, keliru kalo ada yg bilang karyanya PM bukan puisi sembari di sampulnya ada kata Poem. PM dan penerbitnya sudah menyatakan sendiri kalau naskah itu puisi dan bukan yg lain. SAH kalau mau dibahas pakai teori sastra. Masalah hasil penelitiannya, lain perkara.Mereka yg menyatakan klo tulisan PM bukan puisi malah bikin areal abu2 yg tidak jelas padahal sbnrnya sudah jelas. Jgn buat sesuatu jd rancu gara2 cara kita mengapresiasi karya. Di luar statusnya, tetep ada orang yg akan bisa menikmati puisi ala PM. Ini lain lagi.


Dan menurut saya, menggunakan istilah PoemPM di sampul adalah cara yg bijak dr penerbit. Mereka (sepertinya) sudah tahu bahwa karya ini akan jadi polemik. Bakal ada yg bilang: itu bukan puisi. Seperti ada subteks: Terserah elu. Itu memang Poem ala PM, dan sah sebagai puisi.



baca juga:Tips Menulis Novel: ENDING

Tips Menulis Novel: NARATOR

Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER

Bagaimana Menghidupkan Adegan?

Judul atau Naskah Dulu?Buku, Tumpukan, Toko Buku, Tumpukan BukuJdi perdebatan2 kmrn yg bilang: "Ini puisi? Kok, puisi kayak gini?" Adalah perdebatan yg gagal fokus. Secara bentuk, PoemPM tetap puisi. Masalah isi/konten-nya, itu lain lagi. PoemPM memenuhi standar puisi, kok (bahkan klo pun gak standar, juga gapapa, krn ada KONTRASTANDAR).Udh ah. Gitu aja. Standar dan Kontrastandar, kapan2 aja diomongin, klo lagi mood. Contoh dikit aja (salah satunya) Standar Fiksi: Unsur imajinasi dan suara benak. Kontrastandar Fiksi: Data2 nonfiksi. Status naskah fiksi/puisi/nonfiksi ttp datang dr klaim penulis/penerbit
baca juga:

Karakter Yang Tidak Hitam Putih

Tips Menulis Novel: DIALOG

Tips Menulis Novel: SUBPLOT

Tips Menulis Novel: PLOT

Tips Menulis Novel: PREMISBtw, kalau mau sedikit mempelajari ttg bagamana status fiksi dan nonfiksi ini bekerja. Sila browsing2 kasus: 1. Memoirs of Geisha (fiksi) karya Arthur Golden yg diragukan kefiksiannya. 2. Angela's Ashes (nonfiksi memoar) karya Frank McCourt yg diragukan kenonfiksiannya.Contoh lg: Dunia Sophie. Tau ya Dunia Sophie isinya pengantar pelajaran filsafat? Bahkan, penulisnya bilang Dunia Sophie ditulis utk bantu murid2nya belajar. Boleh nggak Dunia Sophie dikutip sbg referensi teoretis? TIDAK. Mengapa? Krn Dunia Sophie diklaim sbg NOVEL.Buku, Membaca, Tangan, Sastra
Btw, inilah berbahayanya. Fiksi bisa lebih berbahaya dr nonfiksi. Org yg punya kepentingan bisa bikin fiksi (tulisan/film) yg isinya fiksional, dieksekusi seolah2 nonfiksi, dibuatin narasi di luar karya, lalu semua org percaya klo itu kebenaran. Klo film: Aktor? Fiksi. Titik.
Tambahan, jadi di mana batasan imajinasi dalam fiksi? Secara konseptual: TIDAK ADA BATAS-nya. Scara praktik, imajinasi penulis PASTI dibatasi oleh kemampuannya sendiri utk membangun argumen sebab-akibat yg akan bpengaruh pd persepsi atas kemasuk-akalan kejadian fiksional itu.
Fakta, Hukum, Norma, Sosok, Benda, atau apapun yg masuk ke dalam fiksi boleh diubah, dibengkokkan, dibolak-balik, dibongkar, dsb, trgantung pada kemauan penulisnya Mis: Gravitasi boleh jatuh ke atas. Hitler boleh jotos2an sm Thanos. Selama? Tertulis label FIKSI (& anak2nya).
OOT. Status SENI (termasuk fiksi, puisi) bisa jadi indikator demokrasi. KALAU sampai seniman (incl penulis) ditangkap krn karya seninya, artinya demokrasi = hancur. Pemerintah ud tdk bisa mbedakan realitas/bukan. Misal: penulis puisi dhukum mati krn puisinya dianggap subversif.
Jadi, kutipan Seno Gumira "Ketika Jurnalisme dibungkam, Sastra Harus Bicara" bukan pernyataan main2. Kalau sastra sampai ditangkap/dibredel krn isinya, lebih baik pindah negara. Ini serius.
sumber: wisnucuit

Label: , , , , , , ,