Minggu, 02 Agustus 2020

Ilmu Komunikasi Untuk Menulis Fiksi

Ilmu Komunikasi Untuk Menulis Fiksi

Tempat Kerja, Tim, Pertemuan Bisnis

baca juga:
Tips Menulis Novel: SUBPLOT
Tips Menulis Novel: PLOT
Tips Menulis Novel: PREMIS
Menarik memang cara kerja memori

Sbnrnya, ini salah satu yg dikerjakan oleh penulis fiksi. Main2 dg ingatan sendiri n ingatan narator/tokoh lewat rekayasa alat2 linguistik.
Sepertinya, belajar ttg cara kerja memori (secara ilmiah) jadi fardhu ain hukumnya buat penulis fiksi. Ini kek sejenis akar utk menentukan respon2 narator/tokoh atas suatu kejadian secara behavioral & psikologikal. Skali2 coba iseng googling: How Human Memory Works


baca juga:
Karakter Dan Plot

Kiat Membuat Hook Novel
Menulis Ide dan Draft
Judul atau Naskah Dulu?
Mahasiswa, Mengetik, Keyboard, Teks

Oiya, ada dua buku dasar Ilmu Komunikasi yg (secara gak sengaja) berpengaruh besar sama cara saya nulis hari ini. Anak Ilkom pasti tau. Brent D. Ruben & Lea Stewart - Communication and Human Behavior; dan Richard West & Lynn H. Turner - Introducing Communication Theory.

Dua buku itu kek jangkar utk gw belajar selanjutnya. Pas kuliah dulu, gw sampai terngangah2
Njrit, teori2 komunikasi ini bisa menjelaskan apa yg selama ini gw anggap terjadi secara begitu saja. Salut buat para penelitinya.
Tau fenomena semacam ini?
Ada orng ngomong sama pacarnya: "Aku mau mandiri, gak usah bantu". Tapi, pas pacarnya sama sekali gak nawarin bantuan, dia ngambek
Sbnrnya apa yg terjadi? Fenomena ini ada penjelasannya dlm Relational Dialectics Theory. Ada polanya. Seru, kan

Startup, Bisnis, Orang Orang, Siswa
baca juga:
Tips Menulis Novel: PERGERAKAN
Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCK
Bagaimana Menghidupkan Adegan?


Atau, fenomena ini: Kamu liat temen sedang sedih. Kamu paksa cerita, dia nggak mau. Akhirnya kamu ngomong ngalor-ngidul. Eh, tanpa dipaksa dia malah cerita. Ini apa? Ini dijelaskan sama Social Penetration Theory
Hampir semua fenomena komunikasi yg terjadi sama manusia, udah dijelaskan bagaimana terjadinya oleh para peneliti. Kita bisa pakai, kalau mau. Tambahannya adlh fenomena2 emosional di balik perilaku yg bisa dipelajari lewat psikologi/psikiatri.
Kamu prnh tau fenomena ini? Ketemu orng di kereta luar kota, dia nanya: Habis ini stasiun apa? Kamu jawab, trus nanya balik: Memangnya mau turun di mana? Dia jawab nama daerah yg sama. Lalu, kamu bisa mulai ngobrol. Ini apa? Ada penjelasannya di Uncertainty Reduction Theory.
Uncertainty Reduction Theory bermanfaat banget utk membangun adegan Meet-Cute yg sering muncul di film2 romantis. Sempet nonton Before Sunrise? Yg dua tokohnya ketemu di kereta? Adegan itu salah satu contoh bagus bagaimana Uncertainty Reduction Theory bekerja dalam konteks.
Pertemuan, Coffee Shop, Orang Orang
baca juga:
Tips Menulis Novel: ENDING
Tips Menulis Novel: NARATOR
Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER

Jadi, kalau kita anak komunikasi dan/atau psikologi, sbnrnya kita udh pegang modal dasar utk nulis fiksi. Dua bidang ilmu ini adalah dasar hampir di semua adegan dalam fiksi. Cara mewujudkannya ke naskah, ya, pakai Ilmu Bahasa.
Sisanya dipenuhi pakai riset khusus tergantung tema. Misal: Ceritanya ttg atlet. Ya risetlah tth kehidupan atlet. Pola komunikasi antar tokoh dan fenomena psikologisnya akan begitu2 aja accross all genre.
Hampir semua fenomena manusia dan bagaimana manusia berinteraksi dg dunianya sudah diteliti sama para peneliti2 hebat di seluruh dunia. Tidak ada fenomena yg benar2 baru. Kita—penulis fiksi—sebenrnya cuma merekayasa & memodifikasi pola2 itu agar sesuai dg tujuan kita menulis.
Ada aksioma dalam Ilmu Komunikasi: Human can not not communicate. Kita tidur sendirian dalam hutan. Berkomunikasi, gak? Tetep berkomunikasi, karena ada satu level komunikasi paling bawah yaitu Intrapersonal Communication—komunikasi dg diri sendiri.

Teori bisa sangat memusingkan. Tapi, pusing adalah konsekuensi logis yg harus diambil oleh semua penulis ketika memutuskan utk menulis. Kenapa pusingnya tanggung2?

temukan penjelasan teoretik ttg bagaimana sebuah fenomena bisa terjadi.

Karena: "Mengapa dan Bagaimana" adalah dua pertanyaan yg PASTI HARUS dijawab oleh seorang penulis fiksi dalam ceritanya.
Tangan, Kebebasan, Ibadah, Pria



baca juga:
Spektrum Karya

Prolog dan Epilog
Kiat Membuat Plot Twist

Menulis Fiksi adalah Aksi Komunikasi. Apa yg trjadi saat kita menulis naskah fiksi? Sebenarnya kita lagi ngapain?
semua orang sudah punya ide dan cerita, tapi tidak semua orang tau bagaimana menceritakannya. Bagian terpenting dr cerita adlh penceritaan
pas mulai belajar sesuatu, kita harus tahu dulu, sbnrnya apa yg sedang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya. Sblm belajar, belajar dulu caranya belajar. Klo gak, kita cuma buang2 waktu.
ada banyak cerita yg menyentuh perasaan saat sedang DIBACA. Dan, pertanyaan pertama gw adalah: Apakah perasaan yang sama muncul saat sedang DITULIS? Membaca dan Menulis beda, kan? Waktunya aja beda. Kegiatannya beda. Cenderung dilakukan oleh orng yg beda.
apa hubungan proses penulisan dg proses pembacaan? Jelas, hubungannya nggak langsung. Penulis & Pembaca TIDAK terhubung scr langsung. Ada variabel antara, yaitu: NASKAH. Penulis TIDAK BISA terhubung langsung ke pmbaca. Penulis terhubung langsung sm naskah.
proses menulis-naskah-membaca sbg proses komunikasi. Encoding-code-decoding. Jadi, proses ini gak lebih dari: "proses pembuatan kode oleh penulis untuk menyampaikan pesan kepada pembaca."


baca juga:
Karakter Yang Tidak Hitam Putih
Tips Menulis Novel: DIALOG
Fakta dalam Fiksi

Mahasiswa, Mengetik, Keyboard, Teks

Jadi, cuma ada TIGA bagian besar dari proses penulisan yang sekiranya perlu diperhatikan penulis: 1. Proses analisis sasaran komunikasi; 2. Proses Pembuatan Kode Linguistik; 3. Proses pengiriman kode. Apapun mediumnya (novel, puisi, cerpen, dsb), modelnya PASTI selalu itu.
Di zaman ini, tiga tugas di atas disederhanakan: 1. Tugas Analisis Pembaca dilakukan Editor. 2. Tugas Pengiriman Naskah dilakukan Pemasaran Penerbit. Artinya? Tugas UTAMA penulis HANYA di proses penciptaan kode. (Walau, sering ada hal non-utama yg dibebankan ke penulis jg)
Gw suka sama hal2 yg sederhana (walau gw jg menemukan, sering utk bertindak sederhana, kita harus mulai dg proses berpikir yg rumit). Termasuk saat gw belajar menulis. Sampai level tertentu, kalau sesuatu rumit, cenderung ada yg salah, baik dlm sistemnya atau pemahamannya.
Gw berkali2 ikut workshop menulis. Dan gw malah sering menemukan glorifikasi kerumitan dunia menulis. Apa yg sebenarnya membuat rumit? Dari hasil pengamatan gw sebagian besar kerumitan itu justru muncul dr hal2 yg gak ada hubungan sama proses menulis. Alias: MITOS.

Dan hampir semua mitos yang saya temukan terkait dengan satu hal: PERASAAN. Misal: Perasaan Penulis berhubungan sama cara pbaca menginterpretasi naskah. Dan, writer's block. Dua itu saya anggap sebagai mitos yg seharusnya dipecahkan.


baca juga:
Tips Menulis Novel: Tanda Kutip
Tips Menulis Novel: ADVERBIA
Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR
Tips Menulis Novel: Manajemen Kepenulisan

Makanan, Minuman, Orang Orang, Dewasa

Untuk secara fokus mempelajari cara membuat kode linguistik (menulis), semua mitos2 yg ada perlu dibuang dulu. Mitos2 menganggu proses pembelajaran itu. Karena, sering penulis malah fokus sama mitosnya. Like: Perasaan Patah Hati membuat tulisan lebih bagus. Gw: Hah? How come?
Mau seribu kali patah hati, kalo kita gak bisa bangun struktur dan kalimat yang bisa MENIRU model situasi patah hati, ya gak akan bisa dideteksi pembaca. Plus, dg pbaca yg makin skeptis (saking banyaknya tulisan macam ini), tanpa teknik yg baik, patah hati jd meaningless.
Artinya: penulis bukan cuma terbeban dg kemampuan untuk mempelajari dan menggunakan teknik menulis untuk mengirimkan pesan. Melainkan, kemampuan untuk menggunakan teknik2 yg ada dg cara2 BARU. ATAU, kita akan terus menemukan tulisan2 berbeda yg terasa sama saja
Ini serius. Kalau ada yg merasa Patah Hati-nya sangat luarrrr biasa sampai merasa bahwa cuma dia yg bisa merasa seperti itu dan orang akan tertarik membaca krn itu. Percaya: Patah Hati selalu sama saja. CARA nulisnya yang perlu berbeda. Dan, ini PENTING.
Penulis bukan sedang berlomba2 siapa yg lebih dalam patah hatinya, melainkan MELAWAN KLISE dg menggunakan teknis menulis hingga mhasilkan karya yg bisa dipertanggungjawabkan. Dan inilah salah satu hal yg perlu diperjuangkan oleh penulis lewat pembelajaran yg gak akan selesai.
baca juga:
Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI
Tips Menulis Novel: POV
Kiat Mencipta Adegan
Sedih, Gadis, Kesedihan, Patah Hati



baca juga:
Minder Setelah Baca Buku Bagus?
Tips Menulis Novel: KLIMAKS
Fiksi atau Non Fiksi
sumber: wisnucuit

Label: , , , , , , ,

Kiat Mencipta ADEGAN

Kiat Mencipta ADEGAN




Adegan adalah hasil campuran unsur intrinsik cerita yaitu: POV, Setting, Karakter, dan Plot. ADEGAN tuh kek es campur. Buah, es, sirup, dsb, ada di dalamnya.

Tukang Es-nya adalah Narator. Penulis adalah pencipta resep yg menentukan takaran bahan.
Dalam Adegan, unsur2 intrinsik tidak muncul secara sendiri2, melainkan menjadi satu kesatuan yg utuh dan tidak terpisah2. Most of unsur intrinsik LARUT dalam adegan. Bagaimana cara melarutkannya?
Kelarutan komponen intrinsik dlm adegan2 menunjukkan DUNIA FIKSI. Kita gak nyebut Es, Sirup, Buah, dsb satu per satu lagi. Kata "Es Campur" sesungguhnya menggambarkan HUBUNGAN semua unsur penyusunnya. Totalitas adegan menggambarkan hubungan unsur2 instrinsik cerita.


baca juga:

Minder Setelah Baca Buku Bagus?
Tips Menulis Novel: KLIMAKS
Fiksi atau Non Fiksi

Semua komponen intrinsik harus punya hubungan jelas dan mengikat. Komponen yg salah tempat akan bikin adegan jd janggal. Sama seperti memasukkan Petai (stinky bean) ke es campur. Mau smua komponen udah bener, kehadiran Petai bakal bikin kita ragu. Eh, itu es campur/bukan?
Bisakah begitu saja memasukkan unsur instrinsik dlm adegan? Jawabannya: TIDAK. Kok? Pernah liat tukang es bikin es campur? Apakah dengan punya semua bahan kita bisa bikin es campur? Ada alat utk mencampurnya.


Walau punya semua bahan, tanpa MANGKUK/GELAS/WADAH, es campur tidak akan pernah jadi. Masukkan dulu bahan ke wadah, proses, baru bisa jadi es campur. Unsur Adegan perlu dimasukkan dulu ke wadah yg namanya MODEL SITUASI (MS).


Model Situasi bekerja di semua lini cerita, Premis sampai adegan. Cerita sbg Narasi sbnrnya cuma punya 3 lapisan:1. Premis: Totalitas Cerita.2. Plot: Sekuens dlm cerita yg menunjukkan sebab-akibat.3. Adegan: Urutan kejadian yg membentuk Plot

baca juga:

Tips Menulis Novel: PERGERAKAN
Tips Menulis Novel: WRITER'S BLOCK

Model Situasi dalam Adegan. Model situasi adalah pola dasar masuk akal ttg URUTAN kejadian dlm sebuah adegan. Contoh: Berapa film yg ada adegan makan di restoran? TIDAK terhitung! Apa yg bikin masing2 beda? Model situasi makan di restoran DITUMPUK dg Model situasi lain.




Contoh:
1. Restoran + Nembak Pacar.
2. Restoran + Putus Pacar
3. Restoran + Menerima Telpon
4. Restoran + Diserbu mafia. 

Pola Restorannya selalu sama, Model situasi TUMPUKAN-nya yg bikin berbeda. Makin banyak MODEL SITUASI yg bekerja, adegan makin kompleks dan terasa beda.


Apa itu ADEGAN? 

Adegan adalah komponen terkecil cerita yg masih mengandung cerita, memiliki awal dan akhir (ada entrance n exit). Unsur pembentuknya: 1. Karakter 2. Setting 3. Aksi. 4. Emosi/logika 5. Dialog/monolog


Kalau adegan kita terasa sama, mainkan kelima unsur itu. Ubah salah satu atau semuanya. Adegan otomatis berubah. Contoh: 1. Nembak pacar + Restoran 2. Nembak pacar + Naik busway SETTING adalah kunci penting adegan. Tanpa setting, karakter tidak akan bisa bergerak. Contoh:


1. Nembak pacar + Restoran

2. Nembak pacar + Naik busway 


SETTING adalah kunci penting adegan. Tanpa setting, karakter tidak akan bisa bergerak.


Misal: Adegan Horor Kuntilanak.
Apa yg bisa beda? Adegan2nya.
1. Pertama urutan adegan dlm Plot.
2. Model situasi (Ingat unsur adegan).
Di mana biasanya? Pohon bambu? Beringin? Pohon asem? Biasa.
Pindahin Kuntilanaknya ke balik semak2 mawar.
Kesan adegan lamgsung berubah


Model situasi restoran SELALU:
1. Datang. Duduk.
2. Pelayan ngasih menu.
3. Pelayan pergi, pilih menu.
4. Pelayan datang. Pesan.
5. Makanan datang. Pelayan pergi.
Dst.
Skrg tumpuk dg Berantem Kungfu.
Dia makan sambil berantem. Tumpuk lg dg sambil nelpon




baca juga:

Tips Menulis Novel: Tanda Kutip
Tips Menulis Novel: ADVERBIA
Tips Menulis Novel: EMPATI dan GESTUR
Tips Menulis Novel: Manajemen Kepenulisan

Alias: Adegan2 membentuk kejadian dlm Plot. 

Kalo hubumgannya jelas. Barulah pbaca akan dpt totalitas cerita, yaitu Premis. Alias: Plot > ringkasan dr seluruh adegan. 
Premis > ringkasan dr semua titik plot. 
Ketiganya: Kakek/Nenek > Ortu > Anak. 
Satu garis keturunan.

Proses membaca & Proses Menulis berkebalikan. Penulis mulai dr Premis lanjut ke cerita. Pembaca mulai dari cerita & berakhir di premis stlh selesai baca. Pun, karakterisasi. Pmbaca baru akan liat karakterisasi tokoh stlh tahu smua respon tokoh.


Sperti yg disampaikan di atas, unsur adegan yg tidak perlu, akan membuat kejanggalan, KECUALI terlihat hubungannya. Artinya: titik plot yg tidak mendukung premis harus dihapus; begitu pun adegan yg tidak mendukung plot.


Tau Epigenetis? Ini istilah biologi ttg gmn ekspresi gen terjadi. Ortu rambut kriting bikin anak bawa gen rambut kriting, tapi EPIGENETIS bisa bikin rambutnya tetap lurus. Adegan adlh epigenetis dr "gen" unsur Intrinsik naskah. Plot & Karakter bisa mirip. Adegan yg bikin beda


baca juga:
Karakter Dan Plot

Kiat Membuat Hook Novel
Menulis Ide dan Draft


Inti dari CERITA adalah PLOT. Plot masih bisa dinikmati walau keterangan ttg karakter sangat minimal. Bahkan, kalopun tidak ada keterangan apa2 selain kata "DIA". Tapi, tidak sebaliknya. Karakterisasi saja = BIODATA


Mana yg cerita? 

1. Si A lahir, dididik bapaknya yg tentara, menolak perintah bapaknya jadi tentara, kabur dari rumah, cari uang sendiri utk biaya kuliah, jadi Dokter 
2. Si A: Perempuan, bercita2 jd dokter, Pemberontak, Pintar, Cantik, suka kucing. 
Jelas no.1 krn itu PLOT


Ini yg sering bikin penulis (apalagi masih baru) tersesat. Mereka tidak sadar kalo mereka sebenarnya BUKAN sedang membangun karakterisasi, mereka cuma membangun BIODATA. Lalu, kelimpungan sendiri pas akan menjadikan karakter itu bergerak dlm cerita.



baca juga:

Tips Menulis Novel: ENDING
Tips Menulis Novel: NARATOR
Tips Menulis Novel: PANTSER atau PLOTTER
Bagaimana Menghidupkan Adegan?
Judul atau Naskah Dulu?

KARAKTER (beserta karakterisasinya) adalah salah satu unsur pembentuk adegan. Ada 5 unsur adegan. 


4 lainnya adalah: 
2. Setting.
3. Aksi.
4. Emosi

5. Dialog/monolog 


Di TEKS, cuma satu unsur intrinsik yg muncul literal >>> SETTING (waktu/tempat). Sisanya larut dlm adegan.


Karakter (Tokoh) akan muncul tidak lebih dr nama, sedikit deskripsi fisik & posisi dlm cerita (misal: Ibu). Karakterisasinya dilarutkan dlm adegan. KECUALI penulisnya mau bertingkah kek petugas sensus penduduk, nyebutin semua sifat tokoh secara literal
please, don't do it


Setting adalah DASAR dari MODEL SITUASI (MS). Tanpa Setting kita tidak akan bisa membentuk MS, yg buntutnya tidak akan bisa membentuk adegan. Tanpa Setting adegan kita cuma berisi dialog dan curhatan benak si tokoh. GERAK tokoh bergantung pd SETTING.
Skrg bayangkan. Plot: Si A ngajak si B pacaran. Tanpa setting, apa yg muncul? Ya, cuma dialog 2 org + curhat2 di deskripsi ttg betapa deg2annya mrk. Skrg pake Setting: Restoran? Kantin? Halte Transjakarta? Kita bisa langsung liat kemungkinan urutan kejadian dlm adegan, 'kan?

baca juga:

Tips Menulis Novel: SUBPLOT
Tips Menulis Novel: PLOT
Tips Menulis Novel: PREMIS




MS adalah urutan logis yg menjadi pola dasar bagaimana sebuah kejadian berlangsung.


MS naik busway:
1. Naik JPO
2. Berhenti di mesin Tap.
3. Ngetap kartu duit.
4. Masuk halte
5. Nyari gate
6. Antri
7. Naik bus.

Remeh? Eits. 


1. Naik JPO
2. Masuk halte.
3. Antri
4. Nge-tap kartu
5. Nyari gate
6. Berhenti di mesin Tap
7. Naik bus 

Apa yg terjadi? 
Ya jelas, jadi NGGAK LOGIS, karena ... MS adalah POLA TETAP sampai penulis memasukkan KEJADIAN TAMBAHAN sbg argumen perubahannya. 

Premis: Si A ingin jadi dokter tapi dihalangi bapaknya lalu berhasil jadi dokter dg biaya sendiri 
Skrg sy balik: Si A berhasil jadi dokter dg biaya sendiri tapi dihalangi bapaknya lalu ingin jadi dokter. 
Pusing, 'kan? 
Misal:
1. Si A masuk halte
2. Si A bengong, inget kejadian sblmnya.
3. Si A naik JPO. 

Poin no.2 bikin pola bisa DITULIS terbalik walau sbnrnya MS-nya ttp urut.





baca juga:
Spektrum Karya

Prolog dan Epilog
Kiat Membuat Plot Twist

Karakterisasi TIDAK CUKUP dg bikin list biodata. Ini gen. Bnyk tokoh bisa punya biodata serupa. Tanpa PLOT, SETTING, & ADEGAN, epigenetisnya hilang. Dia jd tak terlihat. Epigenetis tokoh muncul melalui RESPON thdp MODEL SITUASI dlm Adegan. Respon tokoh = KARAKTERISASI-nya.

Di sini letak IMAJINASI. Kita perlu bayangin serangkaian kejadian tempat tokoh menunjukkan respon utk menemukan Karakterisasi-nya. Misal dlm antrian di Transjakarta. Kek apa respon tokoh? Antri biasa? Nyelak antrian? Bentak2 org yg nyelak? Alias? AKSI & EMOSI << Unsur Adegan.
apa itu cerita? Simpelnya: serangkai KEJADIAN bersebab-akibat yg punya urutan kronologis di sebuah setting yg jd ALAT penulis utk mnyampaikn pesan. Garis bawahi: KEJADIAN.


Kejadian adlh tempat tokoh mengalami peristiwa dg dunia di luar dirinya beserta respon fisik & emosionalnya. Dlm fiksi, kejadian itu harus signifikan utk mnggerakkan plot. Bukan smbarang kejadian tokoh ngobrol2 ngalor ngidul. Penulis memilih kejadian PENTING sbg ISI dr ADEGAN.

PERASAAN sedih (or else) BUKAN ADEGAN. Syarat KEJADIAN adlh ada peristiwa berurutan yg bisa dideteksi scr FISIK oleh NARATOR dan/atau TOKOH. Dlm fiksi, Kejadian yg tidak trlihat/trdengar Narator = TIDAK TERJADI. Narator adlh SAKSI yg melaporkan kejadian ke pbaca via POV-nya.

Kejadian mensyaratkan adanya GERAKAN dan gestur dari satu tahap ke tahap lain. Di atas, kita ud ngomongin MODEL SITUASI (MS). MS adlh patokan dasar dari gerakan tokoh. MS jg adalah WADAH tempat kita memasukkan 3 unsur adegan: AKSI, EMOSI & DIALOG.

Di sinilah peran besar POV sbg unsur Instrinsik. Ada SUDUT PANDANG yg membuat GERAKAN tokoh bisa dipersepsi & diceritakan ulang oleh NARATOR dan/atau TOKOH kpd PEMBACA Lalu, pbaca MEMINJAM alat indra milik Narator/Tokoh utk mengikuti gerak fisik & perubahan emosional yg trjadi.

Hindari nulis adegan cuma "Biar bisa dibayangin". Iya. Fiksi ditulis emng biar bisa dibayangin. Masalahnya BUKAN itu. Masalahnya: Apa yang dibayangin? Klo adegan cuma berisi kejadian meaningless, ya gak usah protes klo tokoh kita jd nggak penting.

Walaupun Aksi, Emosi, & Dialog adlh 3 hal terpisah, tp sbnrnya mereka satu. Ini yg bikin a little bit tricky. Aksi: gerak Fisik semua tokoh yg terlibat dlm Setting & MS-nya. Misal: Di resto. Siapa yg terlibat? Tokoh, Pacar, dan Pelayan. Aksi mrk ber-3 harus simultan.

Kita balik dulu ke kejadian meaningless alias REMEH. Apa itu? Kejadian REMEH adalah kejadian yg cuma berisi SATU MODEL SITUASI DASAR yg muncul akibat SETTING. Misal: Di Resto. Pesen makanan. Makan. Pulang. Udah. Ini remeh. Buat apa pembaca merhatiin orang makan2 doang?

Biar gak remeh, minimal ada 2 (dua) MS yg bergerak bersamaan. 

MISAL: Tokoh di Restoran mau putusin pacarnya. 
Jadi ada 2 (dua) MS di sana. 
1. MS Makan di Resto.
 2. MS Putusin Pacar 
Masing2 punya urutan, lalu: DITUMPUK. 
Makin bnyk MS yg ditumpuk makin rumit isi adegan.




Next: EMOSI. 

Catat: TIDAK ADA EMOSI DALAM NASKAH. Karena, TEKS isinya cuma huruf2, kata, dan kalimat. Penulis harus sadar bahwa NASKAH TERTULIS kehilangan banyak petunjuk emosi. Tidak ada intonasi suara, tidak ada petunjuk visual, tidak ada sentuhan, dsb. Semua cuma kata.

Jadi apa sebenarnya EMOSI yang dimaksud? 

Ada 2: 
1. Kalimat yang menggambarkan GESTUR TOKOH saat BER-AKSI berdasarkan pengamatan Narator. 
2. Kalimat yg berisi pernyataan penjelas, berisi maksud/makna dr gestur yg diceritakan narator. Alias Pernyataan BENAK.

Deskripsi Makna dr gestur Tokoh (penjelasan status emosi) CUMA PENJELAS. Alat utama utk menyatakan emosi tokoh adlh GESTUR yg benar2 JELAS. Klo gesturnya tidak jelas, pbaca malah mungkin merasa ada kontradiksi. Sebaliknya, klo gesturnya JELAS, sering tidak butuh deskripsi lagi.

GESTUR2 Tokoh yg disampaikan Narator bikin AKSI tokoh jadi punya muatan EMOSI. Membombardir kalimat dg ajektifa (sedih, marah, dsb) tdk serta merta bikin adegan jd bernilai emosi. Lalu gmn? Ini guna metafora, simbol, dsb. Klo dipake dg tepat BISA jd stimulus utk emosi.




baca juga:
Karakter Yang Tidak Hitam Putih

Tips Menulis Novel: DIALOG
Fakta dalam Fiksi

Next, DIALOG. Dialog adalah tempat suci utk karakter (tokoh)—satu2nya bagian dari naskah fiksi yg Narator tidak ikut campur. Karakter menjadi karakter itu sendiri. Lewat dialog, Karakter menyuarakan dirinya secara utuh, tdk diwakili. Jadi: Dialog perlu dibuat sebersih mungkin.

Karakterisasi & idealisme tokoh terbaca jelas dr dialog2 yg muncul. Penulis yg suka ikut campur ke naskah juga terlihat di dialog. Tiba2, semua tokoh bersuara dg cara yg sama krn penulisnya menyusup ke sana. Akibatnya semua tokoh cuma jadi kek juru bicara utk penulis.

Apa itu dialog yg bersih? Dialog yg bersih adlh dialog yg MINIM ADVERBIA. Ekspresi tokoh bisa langsung terlihat tanpa perlu diberi2 keterangan "dengan marah, dengan suaranya yg lembut, dengan blablabla."

Sebaiknya, keterangan2 dlm dialog dibuat sebatas GESTUR yg mnggerakkan adegan. Klo, MS, Aksi, Gestur & dialog jelas, tidak prlu lagi keterangan emosi.

Tdk ada sama sekali keterangan emosi tokoh (apalagi adverbia). Semua kalimat penjelas cuma gestur & gerakan fisik. Perhatikan juga klo POV yg sy pakai bukan POV Salinem, tp Kartinah. Alias: Narator mengambil jarak dr Salinem, masuk ke mata Kartinah, n melihat kejdian dr situ.

Tujuannya MENJADI MATA utk Pembaca biar situasi yg terjadi jelas (krn ada jarak).

LUPAKAN IDE kalau POV adalah ttg Kata Ganti Dia/Aku. POV adalah ttg Cara Pandang Narator atas kejadian, BUKAN kata ganti.


baca juga:

Tips Menulis Novel: REALITAS FIKSI
Tips Menulis Novel: POV

sumber: wisnucuit

Label: , , , , , , ,

Menggiring Badai dan Save The Cat

Menggiring Badai dan Save The Cat



Alhamdulillah Sabtu sore kemarin aku ikutan dua zoominar yang bermanfaat banget. Berikut beberapa hal yang bisa kurangkum. Cekidot

Menggiring Badai: lika liku PhD di Leiden
mega: riset ttg rotan yg ada di malaysia barat. mengambil sampel di bbrp hutan indonesia dan south borneo, sabah, serawak, brunei. dibawa ke lab leiden
dian: riset ttg hbgn environment dg kesehatan anak. sampel dr makasar. dari yang high and low status sosialnya

yanuar: riset ttg politik lokal di madura. bidangnya tdk spesifik sejarah, antropologi, politik. gado2 di antaranya. riset 1,5th di indonesia 2 th di belanda

Baca juga:
Zoominar Leiden FieldNote: Penelitian Sastra
Zoominar Riset Etnografi: Riset Media Massa
Menulis Riset dengan Metoda Etnografi: Riset Hukum, Legal

Riset tentang Bahasa


org2 indonesia yg jd konsultan mengalami ketimpangan relasi di tgkt internasional,dianggap krg kredibel klo tdk PhD

ada gap ktk org dtg ke leiden,berharap dpt bmbng begitu sampai diberi kartu perpus, disuruh jalan sendiri. matangkan 9 bulan. proses mandiri dan tdk semua orang bisa. proses kepenulisan. begitu hbs beasiswa,hrs balik indonesia. msh babakbelur, setengah matang atau sdh selesai?

8th PhD dpt dukungan penuh krn convincing mrk kalau ada progress. mau sekolah di manapun pasti ada badai. tp tdk mengira akan sekencang ini. baik dlm kehidupan PhD maupun kehidupan pribadi. persiapan pertama: keluarga
pas dpt pengumuman lolos, baru tahu kalau hamil anak usia 40 hari, keluarga mendukung utk tetap ke leiden cuaca beda dari indonesia harus minum vitamin D banyak-banyak
menerima LoA untuk program S3 di department of psychology Leiden. Kebetulan saya memiliki 1 supervisor dan 2 co-supervisor. Yg ingin saya tanyakan, bagaimana pembagian peran antar supervisor? apakah ada 'konflik' antar spv yang justru membingungkan kita sebagai anak bimbing?

bayangan awalnya akan belajar sejarah, ternyata studi islam belajar teks2 bahasa arab, gak bisa mengikuti pilihannya pulang indonesia atau ambil mata kuliah lain punya tekad: lakukan atau mati! upgrade bea s3 di program yg sama ditawari pembimbing utk mengisi kekosongan yg ada
tapi waktunya hanya 3,5 thn pilihan topik: krn tdk lewat prosedur, belum punya proposal. cuma kepikiran ttg jawara di banten. tapi sdh pernah diambil utk s2. cari yg mirip, jawara di madura 2th di leiden, 1,5th di indonesia

Apakah ada pengalaman traumatis saat fieldwork yg menghalangi pengambilan data? apakah pernah gonta ganti topik penelitian? trimkasih .

Selamat sore Mbak2 dan Mas2, saya Berti dari Bandung. Sejak tahun kemarin saya berusaha mencari supervisor untuk S3 di Belanda. Saya sudah mengirimkan proposal via email ke beberapa profesor, dan belum berhasil. Apakah ada saran untuk mendapatkan supervisor? Terima kasih

Saya sudah menerima LoA untuk program PhD di Faculty of Social and Behavioural Sciences, the Institute of Political Science. Bagaimana dengan pengalaman rekan-rekan narasumber untuk 3 bulan pertama pada saat menyusun "training and supervision plans"
bersama supervisor/co-supervisor. What to expect selama 3 bulan pertama dan juga what to expect di 1 tahun pertama, terutama sebelum go/no go decision. Terimakasih.

strategi mendekati submission date (di mana tulisan pada saat itu belum lengkap), bisa dishare mas mba. trimakasih

Bgm caranya agar tetap menjadi perempuan produktif sbg akademisi/ peneliti tanpa meninggalkan tugas sebagai seorang istri dan ibu? selain itu, bagaimana caranya mendapatkan dukungan keluarga yang power full dalam mengejar cita-cita.

kemudian, adakah kesulitan yang dirasakan sbg perempuan yang belajar di Leiden, yang tak dirasakan oleh kaum laki-laki



SAVE THE CAT

black snider mencetuskan save the cat. penulis skenario di hollywood nulis ini utk film. ex how to train the dragon yg penting dlm cerita adl karakter. hrs penting bagi penulis dan pembaca. tokoh utama=hero cerita dimulai dg adegan tokoh utama menyelamatkan kucing,dg cara apa

beat utk film. spt plot point. adegan2 kecil ada 15 beats yg berurutan pitch(premis,sinopsis) genre 3 hal penting dalam cerita plot, struktur, karakter tokoh tdk berubah berarti cerita tdk berhasil harus ada transformasi karakter cerita hrs memuaskan di akhir, meski sad ending


tokoh punya masalah, keinginan, kebutuhan awal punya masalah tengah apa dia dapt keinginan akhir kita tahu bukan itu yg dibutuhkan tokoh punya tujuan, rintangan, solusi tujuan bisa berubah2. tdk selalu dr awal sampai akhir tujuannya itu tidak semua tokoh mendapat yg diinginkan

tujuan tokoh eksternal dan internal bagaimana dengan tokoh marry sue atau garry sue marry sue itu cewek yang terlalu sempurna tidak relate dg pembaca dong bisa dipakai untuk nulis novel atau bisa juga untuk cerpen? bagaimana cara membedakan keinginan dengan kebutuhan?

(A story)hal2 material, yg kelihatan/keinginan, yg sbnrnya menutupi kebutuhan yg sebenarnya (B story) ex: pingin punya pacar. pdhl sbnrnya yg dibutuhkan ksh syg A story: premis B story: tema cerita sukses kalau ada B story nya

A story (hal2 serunya) hanyalah perban menutupi yg lebih dalam tujuan internal ada 10. tema utama ceritanya 1. forgiveness 2. love 3. acceptance 4. faith 5. fear 6. trust 7. survival 8. selflessness 9. responsibility 10. redemption
Harry Potter, Fan Art, Wizard
harry potter a story: wants b story: needs tujuan eksternal sama pentingnya dg tujuan internal tokoh yg layak adl yg punya kelemahan besar bisa dari dalam (misal mental) atau dari luar bagaimana menghindari bikin karakter utama jadi deus ex machina atau marry sue lagi?

ketahui semua aspek kehidupannya tokoh hrs punya rahasia. disukai krn misterius Seringkali tokoh itu adalah si penulis sendiri atau alter ego gitu. Itu gimana? apa perlu dibuat semacam "CV" agar konsisten buat 3 dimensinya. caranya bereaksi dll

tips pak sulak: wawancara tokoh dg pointer berkenaan dg plot tahu hal2 penting dalam hidupnya membuat 3 generasi ke belakang, berpengaruh pd keputusan tokoh dalam cerita

act 1 kehidupan tokoh sebelum dapat status yg mengubah hidup act 2 kehidupan kebalikan act 3 perpaduan keduanya opening image kilasan hidup tokoh sblm terjadi peristiwa mengubah hidup

adegan opening image sama dengan adegan closing kelemahan2 tokoh sdh ditunjukkan di bab 1 digambarkan dalam adegan2 spt hunger games terbangun di distrik 12.hrs menyelinap utk berburu, berarti berburu ilegal
theme stated: tokoh menganggap lalu komentar orang lain. single beat. adegan tidak panjang. 1 kalimat gak masalah omongan dumbledor: harry potter berhadapan dg omongan org2 sbg bayi yg bertahan hidup
setup terdiri atas beberapa adegan mengenalkan semua tokoh yg dibutuhkan dlm cerita A story karakter katalis mengubah cerital. tokoh tdk bisa balik krn saking besarnya cobaan tsb dan efek utknya ex: kematian seseorang ex: harry potter baru tahu kalau dia penyihir

Theme state itu semacam planted plot buat scene berikutnya? Kalau di novel, apa ada perkiraan berapa jumlah halaman minimal untuk tiap beat-nya? Misalnya, opening image itu… idealnya berapa halaman? Karena takutnya kepanjangan dan bertele-tele sebelum sampai ke tahap lain.
urutan di act 1 ini bisa diubah atau dibolak balik nggak? 50rb kata = 200 halaman opening image hal 1-5 theme stated hal 10 katalis hal 20 kalau karakter 1 narator 1,beat tdk bisa dibolak balik kalau naratornya byk, cerita kompleks,beat bisa bolak balik 1 beat sheet utk 1 tokoh
1 halaman= 250 kata Ketika editor membaca naskah, 5 halaman awal baru nyuguhin opening image. Sementara kadang editor hanya lihat 1 halaman saja/belum sampe ke halaman 20 yakni plot point 1 atau katalis, berarti, kita butuh opening image yang seperti apa agar editor betah, kak?
kalau novel dibuka dengan masalah besarnya misalnya putus, nah catalystnya hrs lebh besar lagi ya?

editor memilih berdasarkan cara menulis, gaya penceritaan kalau bertele2, editor ogah baca Kalau poros ceritanya di satu tokoh utama, tapi narrator yang dari orang di sekitar tokoh utama dan lebih dari satu itu itungannya masih dalam 1 beat sheet kan ya?
debate adalah reaksi tokoh pergolakan batin apakah mau ikut perubahan itu atau diam perubahan bisa fisikal/keadaan saja midpoint itu berarti penanda setengah cerita? utk panjang midpoint biasanya cukup 1 bab atau bs lebih panjang?

all is lost adalah katalis lain, krn tokoh belum tahu hikmah/ tujuan spiritual dr semuanya dark night of the soul. stlh sampai titik terendah, apa yg dilakukan. momen di mana tokoh menyadari apa yg dibutuhkan. kenyataan yg sblmnya tdk dia lihat. bgm mengatasi keputusasaan

act 3: gabungan act 1 (tesis) act 2 (antitesis) perubahan tokoh break into 3: aha diikuti kesadaran bukan tokoh lain yg berubah, tp diri sendiri final: 20% bgm tokoh berusaha meraih needs-nya harry menemukan prof quirrel gathering team &gathering tools, siap2 execute plan
plot twist berhasil mengatasi kesulitan di awal tokoh berubah bagaimana cara transisi dr fun and games ke bad guys close in? kemenangan palsu itu td ya?

bagaimana cara men-smooth-kan dari act 2 ke act 3 biar nggak terkesan maksa tiba2 ada aha moment/ konflik terlalu mudah diselesaikan/ ending terlalu mudah bagi si tokoh

cerita yg marry sue spt script film honey (jessica alba - 2003) dan the blind side (sandra bullock - 2009) untuk bagian bad guys close in barusan kenapa dijelaskan sebagai semacam debate juga ya? kalau awal bab langsung masuk ke All is Lost, kemudian kembali ke Opening Image
bagaimana memasukkan kembali All is Lost ke setelah All Bad Guys Close in? Apakah pengulangan adegan awal atau bagusnya seperti apa

apakh ada cerita di storial yg menerapkan beats nya save the cat, buat nambahin referensi penerapannya di cerita basically kelebihan adalah kekurangan juga Your blessing is your curse apakah 5 sub beat dlm beat finale harus ada semuanya?

bagaimana kalau di cerita tidak ada kemenangan palsu? apa akan jadi kurang menarik?

Label: , , , , , , , , , , ,

Selasa, 09 Juni 2020

Tips Menulis Memoir (2)

Tips Menulis Memoir (2)



Baca juga : 
Tips Menulis Memoir (1) 

Tips Menulis Memoir (3)

Ini lanjutannya ya..

7)  Ingat bahwa memoir, seperti novel, dibaca untuk hiburan
Memoir bukan non fiksi, tapi butuh ketrampilan kreativitas penulis. Selalu ingat  pembacamu. Jangan fabrikasi, buat sesuatu yang unik, menarik, dan relevan dengan premis-mu.

Bagus untuk fair terhadap semua orang dan kejadian dalam hidup,  tapi saat menulis untuk publkikasi bukanitu yang penting. Satu-satunya yang harus diperlakukan dengan fair/adil adalah pembacamu.  Jika pembaca tidak tertarik membaca dua bab tentang pamanmu, jangan taruh itu di buku. 

8) jangan abaikan media sosial
Ada banyak grup online tentang banyak hal hari-hari ini.  Ada ratusan grup facebook yang juga baca buku yang sama dengan kita, atau tertarik dengan memoir sejenis yang kita tulis.  
Untuk penyakit atau trauma tertentu, ada banyak support grup. cari dan bikin kontak, terhubung dengan mereka. Jangan  terpaku pada sesuatu yang off. Grup  kadang ada bully-an. Kalau tidak menemukan pembaca atau bantuan dari sana, move on.

Satu hal terpenting yang kita butuhkan sebelum publish adalah terhubung dengan kmunitas online yang tertarik dengan niche/cerukmu. Kunjungi dan komentar di blog, vlog, podcast orang-orang yang tertarik dengan bidangmu yang bisa membantumu masuk ke komunitas dengan possible readers alias calon pembaca potensial.

9)Cari Publisher kecil dan regional/daerah
Penerbit nasional mungkin tidak tertarik dengan cerita dari daerah kecil, tapi publisher lokal mungkin tertarik. Kita tidak perlu agent untuk bisa mendekati kebanyakan penerbit reginal dan lokal. 

10) Jangan berharap pembaca atau audience besar untuk jurnal medis
Jika teman atau saudaramu punya penyakit serius, menuliskan pengalamannya  akan berguna bagi penderita yang sama. Tapi tidak untuk publik.
Kamu harus cari dan dapatkan  orang-orang tersebut melalui forumonline, blog. Dan ingat, meskipun cerita sedih, tapi tulis dengan cara yang bisa dinikmati, enjoyable. 

11) Tulis pengalamanmu dalam blog

Semua penulis non fiksi, utamanya  para penulis memoir, memulainya dengan blog.
Memoir butuh dituis seperti novel. Tapi kehidupannyata tidak punya arc story atau alur cerita, compeling dialog atau dialog bernas, dan good pacing alias ritme dan jeda yang bagus. Artinya kita harus mengolahnya agar sebuah cerita tercipta, dibandingkan membuat cerita yang terstruktur seperti sat kita membuat novel.

Hal-hal ini bukan masalah dalam blog. Kebanyakan yang dibaca online adalah non fiksi. dan pembaca suka cerita yang dibuat dengan hati.
Blog dibuat untuk esai personal. Dengan ilustrasi. Artinya blog bisa menjadi carapaling efektif untuk menuliskan memoirmu. Selanjutnya kita bisa megubah dari blog tu menjadi buku yang terdiri dari koleksi kumpulan esai dengan pembaca yang sudah tercipta. 
Ketika kita menyelesaikan memoir, atau dalam tahapan polesan final, kita bisa menggunakan segmen buku di postingan blog dan menambahkan banyak foto. Yang bisa jdi magnet bagi pembaca blog.

12) Jangan melompat pada proses  self publishing sebelum buku dan dirimu siap
kecuali kamu hanya menulis untuk cucu dan  anak-anakmu, tak ada salahnya  tapi jelas niatnya. 
kita butuh menjadi penulis yang accomplished sebelum berharap yang bukan keluarga membacakaryamu. Bahkan editor paling terlatih tidak bisa mengubah seri kenangan menjadi nasai yang kohesif.

Catatan: Ada beberapa ghost writer yang spesialis memoir,jadi jika kamu ingin ceritamu jadi bentuk buku tapi kamu tidak ingin jadi penulis profesional, kamu dapat minta bantuan nya. banyak layanan editing menawarkan ghost writing - memang lebih mahal daripada sekedar editing- tapi pantas harganya jika kamu tidak menikmati proses menulis.

13) Berpikir di luar buku, think outside the book
Penulis pemula kadang membuat kesalahan dengan melompat ke opus buku panjang . Lebih cerdas dan mudah untuk memulai dengan potongan-potongan kecil dari non fiksi kreatif yang biasa disebut sebagai esai memoir.

Catat bahwa meski buku memoir panjang susah dijual tapi ada pasar besar bagi esai non fiksi kreatif.

Kamu bisa memasarkan esai personal pendek lewat majalah, antologi, jurnal, website, blog, dan kontes.  Kamu bangun platform dan hasilkan uang. Majalah dn blog yang berorientasi nostalgia adalah venue hebat untuk cerita-cerita keidupan dari masa lampau. Jurnal dan website tertentu fokus pada hobi, hewan peliharaan, disablities, veteran dll yang selalu mencari pembaca. 
Ini juga bisa memberikan kita nilai/kredit penerbitan/publishing, dan kita tidak harus butuh tahunan untuk meraih audeince.

Selagi  mengerjakan memori, kita bisa punya banyak material yang sudah ditulis. dengan sedikit cubitan yang greget, kutipan kita bisa menjadi esai personal yang dipublikasi.

Berita bagusnya adalah potongan-potongan pendek itu dibayar. Lihat ada banyak antologi chicken soup series. 
Aku punya beberapa antologi chicken soup stories. Di antaranya ada: 
Titik Balik
Crazy Moments
Lagu Opick Inspirasiku
Wanita Era Digital
Bicaralah Perempuan
Lovely Lebaran Serendipity
Wujudkan Mimpimu
Para Guru Kehidupan
Selaksa Makna Ramadan
For The Love of Mom
Storycake For Ramadan
Undimensioned
Bilakah Tuhan Jatuh Cinta
Pondok Comblang
Setan 911
Balita Hebat
Masa Kecil Tak Terlupa
Detik Demi Detik
Berjalan Menembus Batas
Storycake For Mompreneur
Storycake Keajaiban Rejeki
Karena Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
Hot Chocolate For Broken Heart
Storycake Nikmatnya Bersyukur 
101 Perempuan Berkisah
Hebohnya Emak-Emak
Travinspira

Jika kita menulis antologi bareng penulis terkenal, kita bisa ikut terkatrol lebih cepat dibandingkan nulis buku solo. Seperti waktu aku nulis antologi Berjalan Menembus Batas bareng bang Ahmad Fuadi penulis Negeri 5 Menara. 

14) Jangan takut dan khawatir
Saat menulis memoir, poles ketrampilan menulis kreatifmu, bangun platform, dan pikirkan perhatikan pembacamu. Cara ini menghindarkan kita dari rasa takut dan khawatir. Ada beberapa  penulis yang juga sukses dengan self publishing, menerbitkan memoir mereka sendiri. 




UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 




Selamat menikmati perjalanan menulismu!

Label: , , , , , , , ,